LINGKAR MADIUN- Doa adalah untaian kata yang terangkai indah penuh makna. Terangkat tinggi dan mulia karena keutamaannya, terangkai harapan yang besar di dalamnya, menjadi teman tatkala sendiri.
Bahkan, menjadi pelipur lara tatkala sedang berduka dan menjadi perisai di saat musuh sedang mengintai.
Allah SWT berfirman:
“Maka kami memperkenankan doanya dan kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan kami jadikan istrinya dapat mengandung, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik, dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)
Ayat tersebut mengingatkan kita mengenai kisah Nabi Ayub AS. Nabi Ayub merupakan nabi dari Bnai Israil yang paling terkenal akan kesabarannya.
Bahkan bisa dikatakan beliau adalah orang yang paling sabar pada masanya, sehingga beliau dijadikan sebagai simbol kesabaran.
Kesabaran dan keimanan Nabi Ayub pernah diuji oleh Allah SWT atas permintaan iblis, dimana iblis menaruh baksil di sekujur tubuh Nabi Ayub, sehingga beliau menderita penyakit kulit yang sangat menjijikkan.
Baca Juga: Jika Anda Berkeringat di Malam Hari, Para Ahli Ungkap Salah Satu Tanda Kanker Jenis Ini
Lebih parahnya lagi para tetangga Nabi Ayub AS yang tidak ingin ketularan penyakit yang diderita Nabi Ayub, akhirnya mengusir Nabi Ayub dari kampung mereka.
Dan pergilah Nabi Ayub bersama istrinya yang bernama Rahmah ke sebuah tempat yang sepi dari manusia. Waktu 7 tahun dalam penderitaan terus-menerus memang merupakan ujian terberat bagi Nabi Ayub dan sang istri Rahmah.
Baca Juga: Jika Anda Berusia di Atas 65 Tahun, Para Ahli Peringatkan, Jangan Lakukan Ini di Kamar Mandi
Namun, Nabi Ayub tetap bersabar dan terus berdzikir menyebut asma Allah SWT.
Lalu istri Nabi Ayub berkata:
“Hai Ayub, seandainya engkau berdoa kepada Tuhanmu niscaya dia akan membebaskanmu.”
Namun Nabi Ayub AS malah menjawab:
“Aku telah hidup selama 70 tahun dalam keadaan sehat, dan Allah baru mengujiku dalam keadaan sakit selama 7 tahun. Ketahuilah itu amat sedikit selama 7 tahun. Ketahuilah itu amat sedikit dibandingkan masa 70 tahun.”
Baca Juga: Para Ahli Ungkap, Sering Makan Sayur Ini, Ternyata Menjaga Kesehatan Salah satu Organ Anda
Akhirnya apa yang terjadi?
Iblis pun menyerah dan mengakui bahwa Nabi Ayub adalah nabi Allah dengan tingkat kesabaran yang amat sangat tinggi. Sakit Nabi Ayub membuat tidak ada lagi anggota badannya yang utuh kecuali jantung, hati, dan lidahnya.
Dengan hati dan lidahnya ini Nabi Ayub AS tak pernah berhenti berdzikir kepada Allah SWT. Sampai suatu ketika, lantunan dzikir Nabi Ayub dijawab oleh Allah SWT.
Baca Juga: Para Ahli Ungkap, Sering Makan Sayur Ini, Ternyata Menjaga Kesehatan Salah satu Organ Anda
Allah SWT berfirman:
“Hantamkanlah kakimu ke tanah, dari situ akan memancar air yang dengannya kau akan sembuh dari penyakitmu, kesehatanmu akan pulih jika kamu mempergunakannya untuk minum dan mandi.”
Lantas, dzikir masyhur apa yang dibaca Nabi Ayub AS?
اللَّهُمَّ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ
Allahumma Annii Massaniyadh-dhurru wa Anta Arhamur Roohimiin.
Baca Juga: Indigo Ramal Artis Pria Segudang Talenta Ini Meninggal di Tahun 2022! Ciri dan Inisialnya Sangat Jelas
Artinya:
"Ya Allah Tuhanku, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua penyayang."
Dzikir mujarab tersebut memiliki keutamaan sebagai pengakuan kita atas kemurahan Allah SWT, pengakuan atas Allah SWT dengan sifatnya yang Maha Belas Kasih kepada hamba-hambaNya yang mau berdoa.
Selain itu, keutamaan dari dzikir tersebut juga sebagai permintaan untuk segera diangkat segala macam penyakit dalam tubuh kita serta permohonan untuk diberikan kesehatan.
Bacalah dzikir tersebut setelah selesai mengerjakan shalat agar selalu dijauhkan dari segala penyakit atau jika sedang dalam kondisi sakit.
Meskipun dari segi medis penyakit tersebut sulit untuk disembuhkan, Insyaallah dengan dzikir ini Allah SWT akan memberikan kemudahan dan segera mengangkat penyakit dari tubuh kita.
Yang terpenting adalah lantunkan dzikir tersebut dengan penuh keyakinan dan penuh pengharapan kepada Allah SWT lalu imbangi dengan berikhtiar.***