Terbongkar Mitos Larangan Pernikahan Orang Sunda dengan Orang Jawa Lewat Perang Bubat, Ini Kisahnya

- 11 Desember 2020, 19:25 WIB
Ilustrasi pernikahan.
Ilustrasi pernikahan. /StockSnap/Pixabay

LINGKAR MADIUN - Semasa pemerintahan kerajaan Hayam Wuruk Majapahit mencapai puncak kejayaan, namun sekaligus merupakan ambang dari keruntuhannya.

Pertanda pertama mengenai akan runtuhnya kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden wijaya tersebut setelah adanya perang Bubat antara pasukan Sunda dibawah kepemimpinan prabu Maharaja Linggabuana Wisesa melawan pasukan Majapahit dibawah pimpinan Patih Amengkubumi Gajahmada.

Diketahui bahwa perang Bubat terjadi akibat perselisihan antara Patih Gajahmada dari kerajaan Majapahit dengan Prabu Maharaja Linggabuana Wisesa dari kerajaan Sunda di desa Pelabuhan Bubat.

Baca Juga: 6 Langkah Hubungan Asmara yang Awet dan Sehat, Biar Tiap Hari Terus Mesra, Simak Tips Berikut Ini

Baca Juga: Mengenal Aditya Halindra Faridzky, Salah Satu Calon Bupati Termuda di Jawa Timur

Hingga dari perang tersebut mengakibatkan tewasnya seluruh rombongan pasukan Prabu Maharaja Linggabuana Wisesa termasuk Dyah Pitaloka Citraresmi.

Sumber yang bisa digunakan sebagai referensi mengenai perang Bubat adalah serat Pararaton, Kidung Sunda, dan Kidung Sundayana yang berasal dari Bali.

Dalam serat Pararaton dikisahkan peristiwa perang Bubat terjadi pada tahun Saka 1279 atau 1357 M semasa pemerintahan Hayam Wuruk. Pada masa itu, ambisi Patih Gajahmada untuk menaklukan wilayah-wilayah di seluruh Nusantara yang bermula dari Tumasik, Tanjung Pura, Bali, Dompo, Singa Serang mencapai keberhasilannya.

Baca Juga: 6 Langkah Hubungan Asmara yang Awet dan Sehat, Biar Tiap Hari Terus Mesra, Simak Tips Berikut Ini

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Buku Perang Bubat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x