Saat itu, prajuritnya berhasil memasuki Madinah, mereka pun tinggal di dekat Masjid Nabawi, mereka lalu menggali terowongan menuju makam Rasulullah SAW. Namun, aksi tersebut diketahui setelah terdengar suara di Madinah yang mengatakan:
“Nabi kalian akan digali (kuburnya).”
Masyarakat Madinah pun akhirnya melakukan penyelidikan dan mendapati prajurit Raja Al-Hakim Biamrillah Al-Ubaidy menggali terowongan. Mereka pun akhirnya dihukum mati.
Baca Juga: Rutin Minum Kopi, Inilah 5 Khasiatnya Bagi Kesehatan, Salah Satunya Menurunkan Resiko Diabetes
Dalam sebuah kitab, sejarawan al-Hafidz menceritakan tentang aksi pencurian jasad Rasulullah SAW pada tahun 557 Hijriyah menjadi tahun yang lemah bagi umat Islam yang berada di Madinah dikarenakan adanya perang Salib.
Hal tersebut menjadikan bagi bangsa Eropa untuk melakukan aksi pencurian jasad Rasulullah SAW. Mereka kemudian mengirim dua utusannya saat musim haji. Eksekutor dalam aksi pencurian tersebut adalah dua orang Maroko yang menyamar sebagai jamaah haji dari Andalusia dan memakai pakaian maghribi.
Tentu saja, aksi pencurian tersebut gagal dikarenakan Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki beliau adalah penguasa Mesir dan Suriah yang sholeh.
Baca Juga: 6 Faktor yang Mempengaruhi Metabolisme pada Tubuh Manusia, Salah Satunya Faktor Gen
Beliau bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, dalam mimpi tersebut Rasulullah SAW memperlihatkan wajah kedua orang yang berusaha mencuri jasad beliau dan mimpi tersebut pun berulang-ulang terjadi sebanyak tiga kali.
Di pagi harinya Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki menceritakan mimpinya kepada para menteri. Beliau berpikir telah terjadi sesuatu di Madinah.