Hasilnya, kiblat bisa ditentukan berdasarkan peluang para astronot, yang menjadi patokan utama adalah Ka’bah, proyeksi Ka’bah, Bumi, atau bisa menghadap kemanapun. Sebab menentukan proyeksi Ka’bah pun adalah PR besar bagi mereka.
Baca Juga: Hadapi Manchester United, Liverpool Yakin Menang
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Banyak Orang Suka Menabur Garam di Rumah
Maka, mereka layak diberikan keringanan. Masih ada cara yang lebih memudahkan, jika arah Ka’bah di Mekah sulit untuk ditentukan, astronot bisa menggunakan gambar Ka’bah sebagai kiblat selalu ada kemudahan bagi mereka yang ingin beribadah dalam Islam.
Jika astronot tidak bisa berdiri tegak, mereka bisa berdiri dengan posisi apapun. Namun jika masih saja terasa sulit astronot boleh duduk dan membungkuk dengan mendekatkan dagu ke lutut atau tempat berlutut.
Jika segala postur telah dilakukan namun tetap tidak bisa stabil, maka Dewan Fatwa Nasional menyarankan untuk menggunakan kelopak mata sebagai indikator perubahan postur selama shalat atau bahkan sekedar membayangkan urutan shalat.***