LingkarMadiun.com – Menilik sebuah sejarah dan filosofi nasi tumpeng. Yang dibuat menyerupai gunung sebagai simbol tempat bersemayan para nenek moyang.
Filosofi ini sangat kental terhadapa gunung api aktif di ranah nusantara. Tradisi ini umumnya dilakukan oleh umat Hindu di Nusantara, namun seiring berjalannya waktu tumpeng dipakai oleh masyarakat umum.
Dilansir LingkarMadiun.com dari Instagram @gnfi, hidangan tumpeng sangat wajib ditambah dengan ragam lauk-pauk.
Baca Juga: 8 Urutan Kenaikan Harga BBM di Asia Tenggara, Indonesia Bukan yang Pertama?
Selain hajatan, tumpeng kerap digunakan untuk upacara yang bersifat sedih maupun gembira. Tumpeng juga dianggap sebuah pesan leluhur mengenai permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Filosofi Tumpeng lekat dengan perayaan kenduri masyarakat Jawa sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Simbol ini merupakan perjalanan dengan bentuk semangat, yakin, fokus dan tidak mudah putus asa.
Baca Juga: Aaron Wan Bissaka Masuk Daftar Jual, Manchester United Temukan Penggantinya
Adapun arti dari yen metu kudu sing mempeng, yang berarti kalau keluar harus dengan sungguh-sungguh.
Simbol harapan ini supaya manusia semakin tinggi dan sejahtera. Tidak heran kalau tumpeng berbentuk kerucut.
Penyajian tumpeng jumlahnya ada tujuh atau di Jawa menyebutnya pitu, maksudnya pitulungan atau pertolongan.
Tumpeng memiliki ragam yang berbeda dengan arti yang berbeda.
Baca Juga: Selamat, Single Cookie Milik New Jeans Terpilih Sebagai Lagu Terbaik 2022 versi New York Times
1. Tumpeng Robyong
Sebuah tumpeng yang disajikan saat siraman dalam pernikahan adat Jawa. Tumpeng diletakan di dalam bakul. Bagiannya diletakkan telur ayam, terasi, bawang merah dan putih.
2. Tumpeng Nujuh Bulan
Digunakan pada syukuran kehamilan tujuh bulan. Terbuat dari nasi putih ditaruh atas tampah. Tumpeng besar Satu dikelilingi tumpeng kecil enam.
3. Tumpeng Pungkur
Digunakan saat kematian pria maupun wanita lajang. Dibuat dari nasi putih yang disajikan dengan lauk pauk sayuran. Tumpeng ini kemudian dipotong vertikal dan diletakan saling membelakangi.
Baca Juga: Lirik Lagu Cookie, Single New Jeans yang Tepilih Sebagai Lagu Terbaik 2022 New York Times
4. Tumpeng Putih
Warna putih pada nasi putih menggambarkan kesucian adat Jawa dan digunakan untuk acara sakral.
5. Tumpeng Nasi Kuning
Warna kuning menggambarkan kekayaan dan moral yang luhur. Digunakan untuk syukuran acara gembira, seperti kelahiran, pernikahan, tunangan dan lain-lain.
6. Tumpeng Nasi Uduk
Disebut tumpeng tasyakuran yang digunakan peringatan Maulid Nabi.
Tumpeng memiliki ragam yang berbeda sesuai bentuk syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jadi jangan sampai salah membedakan.***