Kapan Masker Kain Harus Diganti? Simak Jawaban Para Ahli

2 Desember 2020, 21:50 WIB
Ilustrasi Masker Kain /asundermeier/pixabay

Lingkar Madiun – Masker kain sejauh ini merupakan alat perlindungan terbaik yang bisa dijangkau masyarakat untuk mencegah penyebaran COVID-19. Untuk penggunaan massal, masker kain juga merupakan solusi yang lebih baik daripada masker bedah sekali pakai karena berpotensi menjadi sumber polusi mikroplastik .

Namun, meskipun masker kain ramah lingkungan, masker menjadi kurang efektif dalam mencegah penularan virus corona jika sudah tipis karena sering dicuci dan dipakai berulang kali.

Mengetahui tanda-tanda bahwa masker kain sudah tidak aman untuk melindungi pernapasan dari virus merupakan hal yang penting. Berikut tanda bahwa masken kain harus segera diganti menurut para ahli.

Baca Juga: Pfizer Ciptakan Vaksin Corona, Klaim lebih dari 90% Efektif Cegah Covid-19

Baca Juga: Moderna Kembangkan Vaksin 94,5 Persen Efektif Cegah COVID-19, Ungguli Pfizer

Pengikat masker sudah aus

“Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah tali pengikat masker. Jika ikatan masker menjadi longgar atau melar, maka harus segera berhenti menggunakannya karena jika masker tidak bisa dipasang dengan benar ke wajah, maka bahaya COVID-19 akan mengintai," kata Hannah Yokoji, direktur perusahaan produk binatu dan pembersih rumah yang tidak beracun merek The Laundress.

Masker mulai mengendur dan longgar

"Masker harus pas di bawah dagu, di pipi, dan di sekitar hidung. Seharusnya tidak ada celah sama sekali," kata Yokoji kepada Huffington Post, seperti dikutip Lingkar Madiun pada hari Rabu, 2 Desember 2020.

Christina M. Madison, ahli kesehatan masyarakat klinis dan penyakit menular, menyarankan agar masker juga harus diganti jika klip hidung tidak lagi pas dengan hidung pemakai masker.

Baca Juga: Rusia Ingin Kalahkan Pfizer, Ciptakan Vaksin 92 Persen Efektif Cegah COVID-19

Ada benang, sobekan, atau lubang pada masker

Christina M. Madison juga menegaskan agar berhenti memakai masker jika susunan benang pada masker sudah rusak, ada robekan, dan lubang yang terbuka karena virus bisa masuk dan keluar melalui celah-celah tersebut.

Masker sudah dicuci lebih dari 30 kali.

“Biasanya, 30 kali pencucian (atau 30 kali pemakaian) adalah aturan praktis untuk masker berkualitas tinggi karena umumnya masker kain akan kehilangan bentuk, elastisitas, dan keefektifannya setelah beberapa kali pencucian,” tutur Christina M. Madison.

Baca Juga: 1 Desember Hari AIDS Sedunia, Berikut Fakta tentang HIV dan AIDS

Kena noda atau kotoran

Leann Poston, seorang dokter, mengatakan bahwa noda pada masker juga bisa menjadi tanda bahwa masker sudah usang.

“Jika masker terlihat kotor dan pencucian tidak menghilangkan noda, berarti itu saat untuk membuangnya,” ujar Leann Poston.

Kainnya sudah tipis.

Howard Sobel, seorang dokter kulit kosmetik dan pendiri Sobel Skin, bahan masker kain bisa menjadi lebih tipis saat dicuci. Padahal kain yang tipis tidak memberikan penghalang yang memadai untuk mencegah penularan COVID-19.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Huffington Post

Tags

Terkini

Terpopuler