Obat Ini Bisa Merusak Otak Wanita, Picu Penurunan Kognitif yang Lebih Cepat Sebabkan Kepikunan

7 April 2022, 16:25 WIB
Ilustrasi: Obat /Pixabay/JerzyGorecki

LINGKAR MADIUN - Banyak dari kita berpikir penurunan kemampuan kognitif yang memicu terjadinya kondisi pikun adalah bagian dari proses penuaan alami yang sering terjadi seiring bertambahnya usia.

Kondisi pikun atau lupa merupakan gangguan kognitif ringan yang dapat menyebabkan demensia.

Menurut Mayo Clinic, hal-hal seperti menghindari penggunaan alkohol berlebihan, membatasi paparan polusi udara, berolahraga secara teratur, dan tidur nyenyak di malam hari dapat membantu menjaga otak tetap sehat.

Baca Juga: 5 Pandangan Buruk Pria kepada Wanita, Nomor 4 Penilaian yang Amat Salah! Segera Ubah Sebelum Fatal

Berdasarkan info yang dilansir Lingkar Madiun dari Best Life Online, sebuah penelitian yang diterbitkan di PLOS ONE menemukan bahwa wanita yang sering mengonsumsi antibiotik selama paruh baya menunjukkan tingkat penurunan kognitif yang lebih cepat daripada mereka yang tidak.

Meskipun obat antibiotik diresepkan untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi saluran kemih (ISK) atau radang tenggorokan, antibiotik tersebut tidak efektif dalam mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti pilek dan flu.

Mengonsumsi obat antibiotik secara tidak perlu berkontribusi terhadap resistensi antibiotik, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Baca Juga: Hanya Modal Daun Ini, Mata Minus, Degenerasi Makula Sembuh Total, Bisa Lepas dari Kacamata Selamanya

Saat ini, penelitian masih terbatas tentang efek penggunaan antibiotik pada kemampuan kognitif. Namun, karena obat biotik dirancang untuk membunuh bakteri pada gilirannya akan memengaruhi mikrobioma di usus jika sering dikonsumsi.

Jika mikrobioma pada usus terganggu maka dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan depresi, kecemasan, skizofrenia dan penyakit alzheimer.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya penggunaan antibiotik yang bijaksana dalam kehidupan sehari-hari untuk meminimalkan potensi konsekuensi jangka panjang pada mikrobioma usus dan kemampuan kognitif.***

Editor: Ninda Fatriani Santyra

Sumber: Best Life Online

Tags

Terkini

Terpopuler