Network
LINGKAR MADIUN - Hingga beberapa abad yang lalu, orang bahkan belum pernah mendengar tentang cahaya buatan. Mereka biasa menyalakan lilin dan tidur saat matahari terbenam. Sumber utama penerangan hanya matahari dan menghabiskan malam dalam kegelapan.
Di sisi lain, memiliki teknologi nyaman yang memungkinkan untuk begadang sesuka hati. Jumlah cahaya buatan di dunia telah tiga kali lipat sejak tahun 1970. Namun, jumlah orang yang menderita depresi, insomnia, penggunaan resep obat tidur, antidepresan, dan kafein semakin meroket.
Apakah ini kebetulan? Menurut statistik, 95% orang Amerika menggunakan berbagai jenis elektronik sebelum tidur. Baik menonton TV, bekerja di depan komputer, atau memeriksa ponsel, aktivitas ini dapat menyebabkan gangguan tidur dan insomnia yang menyebabkan masalah kesehatan yang jauh lebih besar.
Baca Juga: Berani Letakkan Ponsel di Samping Bantal Tiap Malam? Jangan Kaget Bila Terjadi 4 Hal Ini
Baca Juga: Sinopsis Film Cell, Ketika Sinyal Ponsel Merubah Manusia Menjadi Mayat Hidup
Menurut penelitian, paparan cahaya buatan pada malam hari menekan produksi melatonin dari kelenjar pineal. Inilah hormon utama yang mengontrol siklus tidur dan bangun. Namun, agar kelenjar pineal merangsang produksi melatonin, kita membutuhkan kegelapan.
Hormon vital ini menjaga ritme sirkadian tubuh kita. Tubuh kita berfungsi secara optimal saat kita terpapar kegelapan alami dalam waktu 24 jam. Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, orang yang sirkadian 24 jamnya terganggu oleh cahaya buatan lebih mungkin untuk terkena kanker.
Kegelapan alami meningkatkan melatonin dan melindungi sel kita dari kerusakan. Penekanan melatonin telah dikaitkan dengan kanker, diabetes tipe 2, gangguan sistem kekebalan, sindrom metabolik, penyakit jantung, dan obesitas. Memproduksi cukup melatonin yang merupakan antioksidan kuat memiliki efek positif pada sistem kekebalan dan proses penuaan.
Baca Juga: 4 Tanda-tanda Pasangan Selingkuh Melalui Media Sosial, Salah Satunya Ponsel Selalu Disembunyikan
