LINGKAR MADIUN- Kita semua tahu bahwa virus Corona adalah penyakit pernapasan serius yang mempengaruhi paru-paru.
Namun sebuah penelitian menemukan bahwa organ vital lainnya juga akan mengalami kerusakan parah.
Baca Juga: Semakin Mesra, Taliban Mulai Dekatkan Afghanistan dengan Rusia, China, dan Iran
Selain sistem paru-paru, laporan menemukan bahwa sekitar 50 persen pasien virus Corona telah mengalami masalah neurologis, menunjukkan bahwa penyakit tersebut dapat berdampak serius pada otak.
Laporan tersebut terinspirasi oleh sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine yang menemukan bahwa 49 dari 58 pasien Covid-19 yang diamati menderita masalah neurologis termasuk ensefalopati (kerusakan otak termasuk gejala kebingungan dan kesulitan kognitif)
Baca Juga: Semakin Mesra, Taliban Mulai Dekatkan Afghanistan dengan Rusia, China, dan Iran
Kini, ada lebih dari 300 penelitian dari seluruh dunia yang telah mendokumentasikan kelainan neurologis pada penderita Covid-19, mulai dari gejala ringan seperti sakit kepala, anosmia (hilangnya rasa dan penciuman) dan kesemutan pada ekstremitas hingga ekstrem serta afasia (kehilangan kemampuan berbicara), kejang dan stroke.
Beberapa ahli medis percaya bahwa virus Corona dapat masuk dalam kategori penyakit baru yang dapat menginfeksi otak itu sendiri secara langsung.
Bahkan, virus Corona juga dapat menghancurkan lapisan sel unik yang melindunginya dan sumsum tulang belakang dari virus dan racun.
Namun yang paling membingungkan dari hal tersebut adalah efek samping yang ditimbulkan oleh virus Corona, termasuk yang ada di otak, bisa lebih bertahan lama daripada gejala utama yang kita semua ketahui.
Meskipun gejala neurologis kurang umum pada penderita Covid-19 daripada masalah paru-paru, pemulihan dari cedera neurologis seringkali tidak lengkap dan dapat memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan sistem organ lain.
Bahkan, hal tersebut dapat mengakibatkan kecacatan keseluruhan yang jauh lebih besar dan berpotensi akan banyak kematian yang ditimbulkan.***