Obat lain yang dapat menyebabkan hiperhidrosis termasuk obat migrain dan penghilang rasa sakit tertentu yang dijual bebas seperti aspirin dan ibuprofen.
Opioid juga diketahui menyebabkan keringat berlebih. Orang yang minum obat untuk mengobati kondisi yang lebih serius seperti asma, diabetes, kanker, dan penyakit Parkinson juga melaporkan kondisis hiperhidrosis sebagai efek samping.
Ada beberapa pilihan pengobatan yang dapat membantu meredakan gejala hiperhidrosis.
Baca Juga: 9 Jenis Hewan dengan Usia Kehamilan Pendek, Belum Alami Kelangkaan
Dokter kemungkinan akan merekomendasikan resep antiperspirant, suntikan Botox, atau obat oral yang dikenal sebagai antikolinergik, yang dapat membantu meminimalkan keringat di seluruh tubuh.
Karena kelenjar keringat di wajah, kulit kepala, tangan, kaki, dan ketiak sering diaktifkan oleh respons emosional seperti stres dan kecemasan, obat kesehatan mental tertentu dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
Beta blocker, yang bekerja dengan mengurangi efek adrenalin dan menurunkan tekanan darah, dapat membantu mengurangi gejala fisik kecemasan, termasuk keringat berlebih.
Baca Juga: 20 Nama Pemain Kandidat Peraih European Golden Boy 2022, Tak Ada Haaland Maupun Kylian Mbappe?
Dalam kasus yang lebih ekstrim, dokter mungkin juga merekomendasikan operasi untuk menghilangkan kelenjar keringat atau memblokir saraf yang terhubung ke kelenjar keringat.
Mandi secara teratur, sering mengoleskan antiperspiran, dan menggunakan bedak wajah tanpa pewangi untuk menyerap kelembapan berlebih dapat membantu mengurangi keringat berlebih.