Perpanjangan PPKM Lagi, DPR-RI : Pemerintah Harus Target Waktu Pengendalian

11 Agustus 2021, 16:50 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetyani. /Jurnal Soreang/dpr.go.id

LINGKAR MADIUN-Pemerintah Indonesia telah memutuskan Perpanjangan PPKM Level 2-4 di Jawa-Bali, sampai 16 Agustus 2021.

Atas perpanjangan itu Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani meminta Pemerintah agar memberikan target waktu pengendalian Covid-19.

“Penentuan kebijakan PPKM dalam masa satu minggu hanya membuat rakyat galau dan bingung karena  tidak tahu sampai kapan kondisi membaik," Ungkapnya,melalui keterangan persnya, 10 Agustus 2021

Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, pemerintah sebagai pengelola negara seharusnya mampu mengoptimalkan semua sumber daya di bawah otoritasnya untuk berani  menyebutkan kapan situasi membaik, sehingga dapat memberikan rasa aman dan harapan pada rakyat.

Baca Juga: Pemerintah Hapus Indikator Kematian Data Covid-19

Baca Juga: Main ke Madiun? Jangan Lupa Kunjungi Wisata Alam Nongko Ijo  

"Yakinkan masyarakat bahwa dengan strategi dan upaya yang dilakukan pemerintah, maka dalam waktu tiga  bulan ke depan, misalnya, kondisi akan membaik dan PPKM level 3-4 dapat dihentikan. Sebutkan dukungan apa yang diminta dari rakyat agar strategi pengendalian pandemi berhasil," katanya.

Jika pemerintah tidak mampu membangun rasa aman dan harapan pada rakyat akan membaiknya situasi, maka jangan salahkan rakyat jika PPKM diperpanjang namun rakyat malah abai dan tidak peduli.

“Mayoritas indikator kesehatan saat ini menunjukkan bahwa PPKM Level 3-4 belum optimal dalam mengendalikan kasus Covid-19 di berbagai daerah. Positivity rate serta angka  kematian masih konsisten di atas 1.000," ungkapnya.

Baca Juga: Ternyata Musik Bisa Membuat Tanaman Tumbuh Cepat, Begini Penjelasannya

Baca Juga: Makanan yang Paling Cocok Dimakan Sebelum Vaksinasi, Ini Jawaban Pakar Kesehatan

Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI itu mempertanyakan efektivitas langkah dan strategi pengendalian pandemi yang dilakukan pemerintah mengingat sudah lebih dari satu bulan penerapan PPKM darurat dan PPKM level 3-4, namun indikator kesehatan di luar Jawa-Bali masih memprihatinkan. Data yang diterima Netty menyebutkan, angka kematian di luar Jawa Bali, juga meningkat.

Bahkan pada 5 Agustus, angka kematian di  Lampung lebih tinggi ketimbang di Bali, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta atau pun Banten.

Netty juga menyinggung data rendahnya capaian testing di luar Jawa-Bali yang masih jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: Pemerintah Hapus Indikator Kematian Data Covid-19

Baca Juga: Main ke Madiun? Jangan Lupa Kunjungi Wisata Alam Nongko Ijo  

Misalnya, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku, yang mana  rasio tesnya hanya 0,9:1.000 penduduk per minggu.

“Target testing adalah  400 ribu per hari, tapi sampai sekarang hanya mampu di angka 200 ribu  dan itu pun  lebih  terkonsentrasi di Jawa-Bali. Jangan sampai  kasus Covid-19 di (wilayah luar Jawa-Bali) sana seperti abu dalam sekam,” terang legislator dapil Jawa Barat VIII itu.

Terakhir, Netty meminta pelaksanaan vaksinasi berbasis kesehatan masyarakat untuk mencapai herd immunity.

“Pastikan ketersediaan stok vaksin di daerah-daerah, dan siapkan skenario antisipasi kelangkaan vaksin akibat munculnya varian delta plus yang banyak ditemukan di negara-negara produsen vaskin,” tutupnya.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: DPR RI

Tags

Terkini

Terpopuler