Jelang Peringatan G30S PKI, Sekretaris Umum FPI : Ingat Bahayanya Komunis!

28 September 2020, 05:04 WIB
Juru Bicara FPI, Munarman. /finroll.com

LINGKAR MADIUN - Munarman selaku sekretaris umum Front Pembela Islam (FPI) kembali mengingatkan masyarakat Indoneisa tentang bahayanya paham komunis yang menurutnya belakangan ini mulai muncul kembali.

Hal ini disampaikan karena menjelang 30 September, tahun ini 55 tahun sudah usia tragedi 30 September 1965 atau yang biasa disebut dengan tragedi G30S/PKI.

Faktanya bahaya paham komunis di Indonesia dikhawatirkan kembali terulang, karena hubungan Indonesia sangat harmonis dengan Tiongkok yang berhaluan komunis.

Baca Juga: Gara-Gara Habib Rizieq, Alumni 212 dan FPI Teriakkan Tunda Pilkada 2020 Kepada Jokowi

“Bahkan birokrat sipil dan militer serta partai-partai yang ada di Indonesia, belajarnya saat ini ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang berhaluan komunis” ucap Munarman, jumat 25 September 2020.

Munarman juga mengatakan banyak contoh tanda-tanda kebangkitan paham kominus di Indonesia, salah satunya adalah banyaknya pemerintah yang cenderung mendukung kepentingan Tiongkok di Indonesia. Seperti Tenaga Kerja Asing (TKA) dari Tiongkok yang bekerja di Indonesia.

“Tenaga Kerja Asing (TKA) Tiongkok juga gila-gilaan mendapat kemudahan dan fasilitas serta perlindungan dari aparat negara Indonesiam sementara WNI usia produktif Indonesia disia-siakan dan banyak pengangguran” sambung Munarman.

Baca Juga: Keluarkan Maklumat, FPI dan Alumni 212 Paksa Pemerintah Tunda Pilkada 2020 guna Hindari Kluster Maut

Disamping itu Munarman mengingatkan masyarakat agar mengingat sejarah kelam bangsa Indonesia yang pernah mengalami pemberontakan komunis pada tahun 1948 dan 1965.

“Ingat juga Jas Hijau, Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Ulama, dalam melindungi dan menyelamatkan bangsa ini dari penjajahan bangsa asing dengan fatwa jihadnya, dari penghianatan komunis 1948 dan 1965” beber Munarman.

Bangsa Indonesia terlepas dari penjajahan bangsa asing karena jasa para ulama, lanjut Munarman.

Baca Juga: Jamin Kualitas Masker, Kemenperin Segera Tetapkan SNI Pada Masker Kain

Dengan dasar tersebut bangsa Indonesia harus tetap waspada dan mengingat tentang bahaya komunis dan kebangkitan neo komunis.

“Karena neo komunis diseluruh dunia saat ini menggunakan strategi masuk lewat kekuasaan, mereka memanfaatkan pemilu untuk kemudian setelah berkuasa mengganti Pancasila dengan Trisila dan Ekasila. Ini membahayakan sekali.” Tandasnya.

Komunis memanfaatkan kekuatan media sosial dengan buzer serta influencer guna menggiring opine masyarakat agar bisa memutar balikan informasi dan fakta yang sebenarnya.

Baca Juga: Pandemi, Angka Pernikahan Dini di Kabupaten Madiun Melonjak Tinggi

Jadi sangat penting bagi kita semua mengingatkan tentang bahaya kaum neo komunis ini.” Pungkasnya.***

Editor: Ninna Yuniari

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler