Tabur Bunga Gatot Nurmantyo di TMP Nyaris Bentrok, Ketua KAMI Ungkap Kronologinya

30 September 2020, 23:56 WIB
Acara tabur bunga yang dilakukan oleh Jenderal (PKericuhan di di Taman Pemakaman Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu 30 September 2020. /Tangkapan layar

LINGKAR MADIUN- Acara tabur bunga yang dilakukan oleh Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan para Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (P2KN) di di Taman Pemakaman Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020), sempat terjadi kericuhan.

"Jadi Pak Gatot tadi bukan dalam konteks KAMI, itu dalam konteks purnawirawan. Hari ini purnawirawan dari berbagai pangkat, berbagai macam angkatan, dalam rangka memperingati ziarah kubur terhadap beberapa jenderal yang dibunuh PKI. Ini kan momentum," ungkap Ketua Komite Eksekutif KAMI Ahmad Yani kepada dikutip dari RRI, Rabu (30/9/2020).

Baca Juga: Survei Membuktikan Hanya 14 Persen yang Percaya Isu Kebangkitan PKI

Baca Juga: Pelaku Pencoretan Mushola Darussalam Tangerang Terindikasi Jaringan Kelompok Anarko

Ahmad Yani mengatakan, acara tabur bunga dalam rangka  memperingati hari Kesaktian Pancasila dan mengenang para pahlawan yang menjadi korban Partai Komunis Indonesia (PKI) itu dilakukan sesuai protokol kesehatan Covid-19.

Usai tabur bunga, PPKN mengadakan acara orasi pernyataan sikap dukungannya untuk Gatot dan KAMI. Pernyataan yang dipimpin oleh Letjen (Purn) Soeharto itu, kata Ahmad Yani, berlangsung singkat.

"Menyatakan sikap politik mereka memberikan dukungan penuh karena memiliki kesamaan misi-visi dan kesamaan apa yang akan dibangun oleh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), jadi memberikan dukungan ke KAMI," sebutnya.

Usai acara, sebagian tokoh pun langsung meninggalkan lokasi, termasuk Gatot Nurmantyo. Namun sesaat setelah pembacaan dukungan kepada KAMI itu, muncul sejumlah orang yang melakukan orasi penolakan.

"Setelah itu sebagian pulang, Pak Gatot juga pulang. Setelah itu saya memang lihat juga setelah saya sudah di atas mobil, ada mobil kijang beberapa itu datang kayak gitu. Mungkin mereka melakukan orasi, dan mungkin kayak FKPPI dan purnawirawan masih di sana, terjadi itu (ricuh) kali ya," ungkap Yani.

KAMI pun tak ambil pusing soal penghadangan yang dilakukan sebagian orang kepada mantan Panglima TNI tersebut. Yani juga mengaku tidak mengetahui dari mana massa itu berasal.

"Yang datang menolak itu hanya segelintir lah. Hanya beberapa orang, ada 3 mobil, mereka di atas mobil itu paling banyak 7-10 orang lah. Mungkin 30 orang lah," katanya.

Yani menegaskan acara tabur bunga berlangsung lancar. Penghadangan bukan terjadi saat acara itu berlangsung.

"Tapi, ketika pas tabur bunga, tidak sama sekali. Karena kalau mereka datang saat tabur bunga, nekat itu. Sekarang ini kan purnawirawan kondisi emosional mereka kan lagi tinggi. Tapi untung Pak Gatot menentramkan, mendinginkan mereka," ungkapnya.

"Sebab Pak Gatot kemarin dipersekusi yang ada di Surabaya, Jawa Timur itu. Pak Gatot yang menenangkan mereka, 'nggak boleh, dia bagian dari kita juga, keluarga kita juga, adik-adik kita', seperti itu," sambung Yani.

Sementara itu massa yang menolak aksi tersebut sempat dikejar oleh kelompok massa purnawirawan. Kaca angkot juga tampak pecah akibat kericuhan ini.

Kericuhan di TMP Kalibata itu viral di media sosial. Saat itu, terlihat juga ada Gatot Nurmantyo memakai baret merah di lokasi.

Polisi tampak melerai massa yang ricuh. Sembari membubarkan massa yang ricuh, aparat yang ada di lokasi juga terlihat berdialog dengan Gatot Nurmantyo.

"Nggak ada bentrok. Untuk mencegah bentrokan, pasukan pengamanan gabungan TNI dan Polri membubarkan kelompok yang datang dan purnawirawan yang telah melaksanakan tabur bunga kembali ke kediaman masing-masing," kata Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budi Sartono. 

Ratusan Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara (P2KN) menggelar tabur bunga dan doa bersama di Taman Pemakaman Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020) memperingati hari Kesaktian Pancasila dan mengenang para pahlawan yang menjadi korban Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Suasana haru dan hikmat mengiringi prosesi tabur bunga yang di lakukan oleh ratusan purnawirawan pengawal kedaulatan negara. Purnawirawan ini sempat dilarang untuk melakukan acara tersebut. 

Namun, akhirnya diperbolehkan masuk TMP Kalibata walaupun hanya 30 orang sebagai perwakilan.  Pelarangan itu terjadi ketika mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan sejumlah purnawirawan dilarang  Dandim Jakarta Selatan, Kolonel inf Ucu Yustia masuk ke area makam. 

"Ini di makam pahlawan ya, anda punya Sapta Marga sumpah prajurit, anda bertanggungjawab kepada Tuhan YME bahwa kami purnawirawan akan menghormati para pahlawan yang jadi korban G30 S PKI," ujar Gatot kepada Dandim, Rabu (30/9/2020).

Dandim menegaskan, dia hanya melaksanakan tugas dan tidak bermaksud melarang Gatot dan para purnawirawan untuk nyekar ke makam pahlawan. 

"Kami hanya menjalankan tugas agar sesuai dengan protokol kesehatan," jawab Kolonel Ucu.

Setelah terjadi perdebatan alot, akhirnya rombongan diperbolehkan masuk dengan syarat per kelompok maksimal 30 orang.  Sekitar 20 menit Gatot nyekar ke makam para pahlawan pada momentum yang mereka sebut sebagai aksi mengenang pemberontakan Gerakan 30 Sepember PKI.

Ketegangan kembali terjadi saat Laksanama Madya (Purn) Suharto selaku Ketua Purnawirawan Pengawal Kedaulatan Negara yang sedang membacakan pernyataan sikap di depan sejumlah ormas juga sempat dicegah oleh Dandim. Damdim mencoba merebut kertas yang berisi pernyataan sikap P2KN sehingga sempat menimbulkan kericuhan kecil.

Laksdya Suharto menerangkan, P2KN terdiri dari para purnawirawan baik Pati, Pamen Pama dan Bintara Tamtama, akan berkomitmen menjaga kedaulatan bangsa dan berjalan seiringan bersama masyarakat.

Dalam tabur bunga tersebut, sempat diwarnai kericuhan ketika ratusan pendemo memprotes kedatangan Gatot Nurmantyo ke TMP Kalibata. 

Namun mereka lari tunggang langgang usai didatangi oleh sejumlah ormas yang turut serta dalam kegiatan tabur bunga pahlawan revolusi tersebut.

Demonstran sudah berorasi sebelum Gatot Nurmantyo datang dan didiamkan oleh para pendukung Gatot selama berjam-jam sebelum akhirnya pendemo pergi. Para pendemo kembali ke depan kawasan TMP Kalibata dan berorasi sesaat setelah Gatot Nurmantyo meninggalkan lokasi.

Sejumlah ormas yang berkumpul di lokasi, seperti Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan (FKPPI) dan ormas lain lalu mendekat ke arah kerumunan demo. Orator yang sebelumnya menggebu-gebu menyindir Gatot dan pendukungnya, mendadak diam. Muka mereka mulai panik. 

Sementara, aparat TNI dan Polri masih berupaya mencegah puluhan anggota FKPPI dan ormas lain menyerang pendemo. Beberapa mobil pendemo putar arah, bermaksud meninggalkan lokasi ke arah Cililitan.

Namun, dua mobil pendemo terlanjur terjebak massa. Massa pun mencoba menyerang puluhan pendemo yang ada di dalam mikrolet tersebut. Wajah-wajah pendemo berusia remaja itu panik. 

Sementara anggota TNI dan polisi terus mencoba menghalau massa. Saat massa dicegah TNI, remaja yang ada di dalam mikrolet kabur tunggang langgang ke arah Cililitan. Sementara, mikrolet yang mereka gunakan mengalami sejumlah kerusakan.*** 

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler