Fadli Zon Ngaku Punya Dokumen PKI 1965 dan 1948 Lengkap, Ungkap Dalangnya Pula

1 Oktober 2020, 11:17 WIB
Fadli Zon. /YouTube/Fadli Zon


LINGKAR MADIUN- Salah satu yang menarik di bulan September merupakan salah satu bulan yang memiliki kesan tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Tepatnya 30 September 1965 malam hingga 1 Oktober 1965 dini hari, Indonesia mengalami sejarah kelam.

Baca Juga: Kelola Keuanganmu di Usia 20-an Agar Tetap Aman Habis Gajian, Simak Caranya

Baca Juga: Survei Membuktikan Hanya 14 Persen yang Percaya Isu Kebangkitan PKI

Di saat itulah menjadi hari yang paling menyedihkan bagi keluarga korban maupun bangsa Indonesia, para pahlawan dan putra-putra terbaik meninggal oleh gerakan yang disebut-sebut G30S PKI.

Melansir dari artikel Gawat Fadli Zon Bocorkan PKI Adalah Dalang G30S 1965, Simak Penjelasannya  terbit di MantraSukabumi, salah satu tokoh politik Indoonesia, Fadli Zon pernah mengaku memiliki dokumen lengkap terkait G30S PKI dan sudah ia bukukan.

Ia juga menambahkan wawancara dan terinterview kepada para korbannya.

Baca Juga: Heboh, Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Gunung Kidul

Hal itu terlihat dari postingan Fadli Zon saat berdebat di twitter dengan salah satu pimpinan redaksi.

“Nah diskusi Anda itu kelihatannya hanya monolog saja versi yang “membela” PKI. Saya juga riset PKI 1948 interview para korban dan saya bukukan. Juga 1965 lumayan banyak tulisan,” tulisnya.

Saat itu, Fadli Zon terlihat mengajak debat terbuka dengan pimpinan redaksi redaksi tersebut.

Baca Juga: Mushola Darussalam Tanggerang Dicorat-coret, MUI Minta Usut Tunas Kasus Poncoretan Itu

“Kita buat debat saja terbuka. Silakan siapa yg host,” lanjutnya.

Terbaru, dilansir dari Youtubenya Fadli Zon pada Kamis, 1 Oktober 2020 Fadli Zon menjelaskan bahwa ia memiliki dokumen dalang kudeta pada tahun 1965.

"Saya pernah dapat cerita langsung dari bapak Moerdiono yang pernah menjadi Mensesneg, ketika itu beliau adalah sekretaris dari Mayor Jenderal Basuki Rahmat. Bahwa yang ikut mengkonsep dan mengetik naskah pembubaran PKI itu adalah pak Moerdiono, sehari setelah turunnya perintah 11 Maret atau Supersemar” ujarnya.

Baca Juga: Tabur Bunga Gatot Nurmantyo di TMP Nyaris Bentrok, Ketua KAMI Ungkap Kronologinya

Fadli melanjutkan, bahwa menurutnya partai ini adalah partai yang selalu berusaha melakukan kudeta.

“Jadi, kalau kita lihat memang partai ini adalah partai yang selalu berusaha melakukan kudeta. Setidaknya, ada dua kali peristiwa besar yang PKI selalu berusaha mengambil alih. Yaitu pertama adalah 18 September 1948 dan yang kedua adalah pada tanggal 1 Oktober 1965,” lanjutnya.

Fadli menjelaskan partai ini ingin mengambil alih kekuasaan, mengubah ideologi, termasuk Pancasila, dan mengambil jalan kekerasa untuk menunaikan ambisi-ambisi yang sesuai dengan ideologinya.

Kita lihat pada tahun 48 banyak korban itu para ulama, para kyai, dan juga adalah pejabat-pejabat pemerintah di sekitar wilayah Karesidenan Madiun, Magetan Ngawi, dan sebagainya, termasuk sampai Ponorogo, banyak tokoh-tokoh pesantren mereka diculik.

Kemudian dibunuh, dimasukan ke dalam lubang-lubang buaya ketika itu, namanya Sumur Soco 1, Sumur Soco 2, dan ada juga di Gorang Gareng dan kresek namanya," bebernya.

Fadli juga membeberkan salah satu bukti penting untuk memperkuat uraian yang ia jelaskan.

"Nah ini salah satu buktinya, ada sebuah koran yang merupakan koran PKI tanggal 2 Oktober tahun 1965. Di sini ada keputusan pertama dari Untung yang melakukan pemberontakan ketika itu sebagai komandannya, susunan Dewan Revolusi Indonesia, jadi mereka melakukan kudeta kemudian ada yang namanya Dewan Revolusi Indonesia," ujarnya.

"Lalu ini ada keputusan nomor 2, tentang penurunan dan kenaikan pangkat. Jadi seluruh tentara yang pangkatnya di atas Letnan Kolonel diturunkan, ya mereka semua diturunkan, dari misalnya Jenderal menjadi Letnan Kolonel, dan seterusnya. Ini adalah keputusan dari komandan istilahnya komandan G30S, ketua Dewan Revolusi Letnan Kolonel Untung,” jelasnya.

"Jadi memang gerakan 30 September ini dalangnya jelas memang PKI," pungkasnya.*** (Andriana/MantraSukabumi)

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Mantra Sukabumi

Tags

Terkini

Terpopuler