LINGKAR MADIUN - BPPTKG atau Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyatakan, Gunung Merapi mengalami 24 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Rabu 9 Desember 2020 mulai pukul 00.00-24.00 WIB.
Melalui keterangan resminya di Yogyakarta Kamis lalu, Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 208 kali gempa hybrid atau fase banyak, 21 kali gempa hembusan, satu kali gempa frekuensi rendah, dan 38 kali gempa vulkanik dangkal.
Baca Juga: Kisah Peristiwa Akhir Zaman, Dari Munculnya Dajjal Hingga Terbitnya Matahari dari Barat
Baca Juga: Manipulasi Jam Planet akan Mendatangkan Banyak Keberuntungan dalam Hidup Kamu di Tahun 2021
Berdasarkan pengamatan visual, asap solfatara tidak teramati keluar dari Gunung Merapi.
Pada pengamatan itu, terdengar satu kali suara guguran dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan dengan intensitas lemah.
Baca Juga: Bawaslu Temukan Pelanggaran Saat Pilkada, Pemerintah Klaim Ketaatan Prokes 96 %, Ini Penjelasannya
Laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 11 cm per hari (dalam tiga hari).
Dan BPPTKG sekarang telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.