LINGKAR MADIUN - Pandemi covid-19 rupanya membawa angin segar pada dunia ekspor Indonesia. Setelah menurun selama periode lima tahun terakhir (2015-2019) kecuali pada 2017,nilai ekspor produk jamu atau biofarmaka Indonesia mengalami peningkatan 14,08 persen pada periode Januari-September 2020.
“Naiknya nilai ekspor jamu ini saya rasa adalah pencapaian yang cukup menggembirakan, terutama di tengah perlambatan ekonomi global akibat pandemi Covid-19,”ungkap Menteri Perdagangan (Mendag), Agus Suparmanto.
Agus menerangkan ekspor jamu atau biofarmaka Indonesia berhasil mencatatkan nilai 9,64 juta dollar AS pada periode Januari-September 2020. Hal ini tentu terlihat perbandingannya pada tahun lalu yang tercatat 8,45 juta dollar AS.
Baca Juga: Angka Covid-19 Jatim Masih Tinggi, Wagub Emil Dardak Imbau Warga Tak Bepergian Saat Libur Natal
Adapun di 2019, Indonesia menempati urutan ke-19 negara pengekspor jamu atau biofarmaka ke dunia dengan pangsa pasar 0,61 persen.
“Produk jamu, suplemen kesehatan, rempah-rempah, kosmetik, spa, dan aromaterapi termasuk dalam kategori produk-produk yang menjadi fokus strategi peningkatan ekspor tersebut,” tutur Agus sebagaimana rilis Kemendag
Baca Juga: Wujudkan Citra Kota Perkeretaapian, Pemkot Madiun Wacanakan Bangun Museum Kereta Api
Untuk diketahui, negara tujuan ekspor produk biofarmaka Indonesia pada periode Januari- September 2020 masih didominasi oleh India (62,30 persen), Singapura (6,15 persen), Jepang (5,08 persen). Kemudian Malaysia (3,75 persen), dan Vietnam (3,17 persen).***