Ganjar Pranowo dianggap sebagai representasi PDIP, dimana pejabat dekat dengan rakyat. Mendengarkan rakyat. Sama halnya seperti yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo waktu itu.
Sedangkan Puan Maharani, menurut banyak pihak terlalu ekslusif dan jarang sekali terlihat dekat kepada masyarakat. Puan Maharani berada di menara gading lingkungan elit politik.
Dengan itu, pakar melihat kalau Puan Maharani akan sulit membangun elektabilitasnya, meskipun dengan ribuan baliho yang dipasang.
Karena sifat baliho dalam kampanye itu besifat pasif, tidak memberikan manfaat dan simpati dari masyarakat secara umum.
Jadi, masyarakat akan lebih bersimpati kepada gaya kampanye Ganjar Pranowo yang langsung turun kebawah dan menemui masyarakat.
Elektabilitas Puan Maharani menurut pakar politik akan berubah, jika Puan Maharani merubah gaya kampanyenya dan secara aktif mendekatkan diri pada masyarakat.***