Indonesia Ngotot Gunakan Tenaga Nuklir Melalui RUU EBT, Bagaimana Kata Ahli?  

- 14 September 2021, 10:20 WIB
Ilustrasi Nuklir. Indonesia Ngotot Gunakan Tenaga Nuklir Melalui RUU EBT, Bagaimana Kata Ahli?   
Ilustrasi Nuklir. Indonesia Ngotot Gunakan Tenaga Nuklir Melalui RUU EBT, Bagaimana Kata Ahli?   /Bayu/Pexels/Johannes Plenio

 

LINGKAR MADIUN-Kemarin 13 September 2021, Badan Legislasi (Baleg) DPR RI bersama dengan Komisi VII DPR RI menyelenggarakan rapat pleno membahas harmonisasi Rancangan Undang-Undang (RUU) Energi Baru Terbarukan (EBT).

RUU EBT ini memuat aturan yang lebih detil dan mendalam mengenai pengembangan EBT di Indonesia.

Sugeng Suparwoto sebagai Ketua Komisi VII DPR RI mengungkapkan latar belakang disusunnya RUU EBT karena Indonesia memiliki potensi sumber energi fosil dan non fosil yang melimpah, namun belum tertata dengan baik.

Baca Juga: City Siap Bertarung dengan Manchester United untuk Dapatkan Pemain Ini 

Namun keberadaan RUU EBT ini juga menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat di beberapa bagian, diantaranya pada Bab IV yang membahas mengenai Energi Baru Nuklir.

Menurut Anhar Riza Antariksawan, peneliti senior di Organisasi Riset Tenaga Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indonesia perlu menyiapkan energi nuklir sebagai bagian dari rencana aksi untuk mencapai sistem energi dengan emisi nol bersih.

Selain itu Anhar juga menjelaskan dari suatu studi menunjukkan bahwa energi nuklir adalah bagian dari sumber energi yang paling aman dan bersih.

Baca Juga: Amerika Serikat Telah Bersiap Untuk Terlibat dengan Korea Utara Setelah Uji Coba Rudal 

"Energi nuklir dapat mengisi gap di mana energi terbarukan tidak dapat mencapai target, dan bersinergi dengan energi terbarukan lain sebagai energi hijau dan bersih," kata Anhar sebagaimana dilansir LingkarMadiun.com dalam The 4th International Conference on Nuclear Energy Technologies and Sciences secara virtual pada 8 September 2021.

Akan tetapi beberapa pakar meragukan dan menganggap penggunaan energi nuklir  masih belum tepat diterapkan di Indonesia.

Sebagaimana dilansir tim LingkarMadiun.com melalui laman den.go.id, Anggota Dewan Energi Nasional Herman Darnel Ibrahim menyatakan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dari solar cell atau tenaga matahari yang dapat memenuhi kebutuhan listrik di Indonesia.

Baca Juga: Menikahi Wanita Ahli Kitab Lebih Baik Daripada Menikahi Wanita Muslim yang Tidak Mengerjakan Shalat

Selain itu dari data proyeksi yang dilakukan hingga tahun 2050 menyebutkan bahwa energi nuklir akan menjadi mahal karena tutuntuan aspek keamanannya, sedangkan energi baru dan terbarukan akan terus semakin murah.

“Investasi di tenaga nuklir sangat tinggi, dari data tersebut akan lebih baik kita berinvestasi di pembangkit tenaga surya seperti PLTS Atap”, kata Herman.

Selain itu, peneliti dari Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), Etheldreda E.L.T. Wongkar, dan Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Satrio Swandiko juga turut beri komentar.

Baca Juga: Mengejutkan! Hanya Mengonsumsi 1 Buah Ini, Membebaskan Tubuh dari Asam Urat, Segera Buktikan

Mereka menyampaikan jika penggunaan tenaga nuklir memerlukan biaya operasional yang tinggi, memiliki resiko kesehatan serta resiko keamanan.

Bahkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di negara lain banyak yang berakhir mangkrak.

Wongkar juga menyatakan jika negara Indonesia termasuk negara yang rawan bencana alam seperti gempa dan banjir. Tentu saja hal ini perlu menjadi pertimbangan penting ketika hendak menggunakan energi Nuklir.

Baca Juga: Penderita Diabetes Wajib Coba! Mengonsumsi Nasi Ini, Selain Nikmat Pengendalian Kadar Gula Darah Mudah

Berkaca dari negara lain, seperti di Jepang di mana terjadi kecelakaan energi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima I di Fukushima karena gempa bumi dan tsunami.

Semenjak saat itu 48 reaktor nuklir Jepang sebagian besar tetap tutup, kemudian Jerman juga menutup 11 dari 17 reaktornya dan berencana menutup enam sisanya pada tahun 2022. Belgia, Spanyol, dan Swiss juga menghentikan program nuklir mereka secara bertahap.

Di samping itu Indonesia bukanlah penghasil Uranium sebagai sumber energi nuklir, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya diprakirakan bergantung pada impor dari negara lain.

Baca Juga: Seleb TikTok Sisca Kohl Kena Ramal, Indigo Ungkap Inisial Jodoh Sang Seleb Keturunan Jawa-China?

Melalui podcast SuarAkademia, Satrio juga menyatakan jika Indonesia menggunaan Nuklir maka akan menghadapi permasalahan pengolagan limbah.

Seperti limbah PLTN Fukushima yang hingga saat ini menjadi perdebatan beberapa negara. Jepang berencana membuang limbah ke Samudra Pasifik namun di tentang beberapa negara tetangga.

Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan tren produksi listrik dari fasilitas nuklir terus menurun dan telah mencatatkan rekor terendahnya selama 30 tahun.

Baca Juga: Pakar CDC Peringatkan Jika Anda Berusia Di Atas 65 Tahun, Jangan Memakai Alas Kaki Seperti Ini Bisa Berbahaya

Ditengah meredupnya antusiasme penggunaan Energi Nuklir di dunia, Indonesia melalui RUU EBT akan menggunakan Nuklir sebagai sumber energi. Akankah akan terealisasi?***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah