Bahas Kemajuan Pendidikan, Menteri Nadiem Makarim Singgung 3 ‘Dosa‘ Sistem Pendidikan Indonesia

- 23 September 2021, 16:35 WIB
Ilustrasi Wajib Baca! Peserta PPPK yang Belum Lulus Jangan Khawatir, Berikut Pernyataan Mendikbudristek Nadiem Makarim
Ilustrasi Wajib Baca! Peserta PPPK yang Belum Lulus Jangan Khawatir, Berikut Pernyataan Mendikbudristek Nadiem Makarim /Instagram @nadiemmakarim

LINGKAR MADIUN – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan bahwa pihak Kementerian akan membasmi 3 dosa dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Nadiem Makarim menyatakan bahwa 3 dosa dalam sistem pendidikan Indonesia adalah intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.

Baca Juga: Kemendikbudristek Alokasikan Rp745 M Untuk Mahasiswa, Nadiem: Jangan Sampai Mahasiswa Berhenti Kuliah

“Biar diperjelas saja posisinya Kemendikbudristek dan pemerintah pusat terhadap tiga dosa ini. Ini adalah 3 hal yang akan kita basmi dari sistem pemerintahan kita,” ujar Nadiem dalam peluncuran buku penguatan moderasi beragama yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Rabu, 22 September 2021.

Dilaporkan LINGKAR MADIUN dari ANTARA, Nadiem mengatakan bahwa akan dilakukan program Merdeka Belajar demi menghapus intoleransi, perundungan, dan kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia.

Baca Juga: Mendikbud Mengingatkan Pelaporan Penggunaan dana BOS dan Adanya Kebijakan Baru, Simak Ulasan Selengkapnya

Nantinya, program Merdeka Belajar akan mengutamakan pendidikan karakter generasi penerus bangsa.

Untuk meraih tujuan tersebut, Kemendikbudristek bahkan sampai mengubah sistem pemetaan mutu pendidikan nasional agar bisa mengamalkan nilai-nilai  Pancasila.

Baca Juga: 45 Butir-Butir Pengamalan Pancasila Lengkap dari Sila 1 Sampai 5, Warga Negara Indonesia Wajib Terapkan!

Jika dahulu pemetaan mutu pendidikan lewat Ujian Nasional saat ini diubah lewat Asesmen Nasional.

Nadiem mengatakan bahwa pentingnya diadakan survei karakter dan survei lingkungan belajar untuk mengakses nilai-nilai Pancasila.

Baca Juga: Konflik PSHT dan Pemuda Pancasila Sempat Tidak Ketemu! Kini Jalan Damai

“Lebih penting lagi bahkan ada survei karakter dan ada survei lingkungan belajar. Dari survei-survei ini, kita melihat bahwa mengakses nilai-nilai Pancasila yaitu kebhinekaan, toleransi, dan keamanan dalam lingkungan sekolah. Dari situlah kita akan mengukur mutu pendidikan Indonesia, jadi tak hanya berbasis pada kemajuan kognitif,“ kata Nadiem.

Baca Juga: Presiden Izinkan Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas , Nadiem: Satu Kelas Hanya Diisi 25 Persen

Pihak Kemendikbud kini tengah merancang materi terkait dengan moderasi beragama untuk disisipkan dalam kurikulum program Sekolah Penggerak yang disusun bersama Kementerian Agama.

“Itu adalah kurikulum prototipe yang sedang dites dalam sekolah-sekolah penggerak. Di situlah kami akan melakukan riset mengenai konten-konten moderasi beragama di 2.500 sekolah setiap tahunnya,“ ujar Nadiem.

Baca Juga: Pelajar Ungkap Kerinduan Sekolah Tatap Muka, Begini Respon Presiden Jokowi Melalui Dialog Konferensi Vidio

Sebelum ini, Kementrian Agama telah merilis buku pedoman penguatan moderasi beragama yang akan menjadi panduan di lembaga pendidikan, baik madrasah, sekolah, maupun perguruan tinggi.

Kemenag merilis 4 pedoman, yakni buku saku moderasi beragama bagi guru, buku modul pelatihan penguatan wawasan moderasu bagi guru, pedoman mengintegrasikan moderasi pada mata pelajaran agama, serta buku pegangan siswa.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah