Tak hanya itu, Inggris juga menangkap Moestopo dan dipaksa menunjukkan di mana Kolonel PG Huijjer ditawan.
Pasukan Inggris juga menyerbu penjara Kalisosok dan membebaskan orang Belanda yang sempat ditawan pejuang kemerdekaan.
Tentara Inggris mulai menunjukkan ketidakpatuhan pada perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.
Baca Juga: 3 Manfaat Jarang Diketahui, Setelah Makan Raja Buah, Salah satunya Penurunan Nyeri Penyakit Kronis
Pada 27 Oktober, tentara Inggris menuntut dan mengancam semua rakyat Surabaya agar menyerahkan kembali semua senjata dan peralatan perang kepada Inggris.
Bung Tomo, Residen Sudirman dan Moestopo memperingatkan Brigjen Mallaby bahwa tuntutan Inggris tersebut bertentangan dengan perjanjian yang telah disetujui sebelumnya.
Brigjen Mallaby tidak menghiraukan hal tersebut. Bahkan, Mallaby menuturkan, bahwa ia akan tunduk pada perintah atasan. Akhirnya suasana panas Surabaya mencapai puncaknya pada 28 Oktober 1945.
Bung Tomo mengadakan pertemuan antara sejumlah pimpinan pasukan BKR dan pimpinan Badan Perjuangan Bersenjata di Maskar Pertahanan JL. Mawar 10 yang menjadi markas dan sekaligus tempat Studio Pemberontakan Bung Tomo.