Dengan cepat peluru-peluru itu menembus pintu kaca dan mengenai tubuh Jenderal Yani. Jenderal Ahmad Yani pun runtuh. Dalam keadaan berlumuran darah tubuhnya diseret ke pekarangan dan kemudian dilemparkan ke atas sebuah truk.
Baca Juga: Dana Awal Kampanye Gibran-Teguh Ternyata Lebih Besar Dibanding Bagyo-Suparjo Sebesar 25 juta
Baca Juga: Ternyata ini Nabila Atmaja, Pemeran Rania Dalam 'Cinta Tapi Benci' Sinetron Terbaru SCTV
Jenazah Tokoh Angkatan Darat dan ayah dari delapan orang anak itu dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua yang disebut Lubang Buaya bersama dengan korban lainnya.
Setelah gugur, Jenderal Ahmad Yani mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 Oktober 1965. Tak hanya itu, Ahmad Yani juga memiliki tiga belas buah tanda jasa Darat berkat pengabdiannya tersebut.
Sedangkan sumur tua tempat pembuangan para korban, berhasil ditemukan pada 3 Oktober 1965 setelah daerah Lubang Buaya dan sekitarnya dibersihkan dari PKI.
Baca Juga: Dana Awal Kampanye Gibran-Teguh Ternyata Lebih Besar Dibanding Bagyo-Suparjo Sebesar 25 juta
Baca Juga: Ternyata ini Nabila Atmaja, Pemeran Rania Dalam 'Cinta Tapi Benci' Sinetron Terbaru SCTV
Jenazah-jenazah korban pengkhianatan PKI itu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kali Bata Pada Hari Ulang Tahun ke-20 ABRI, dengan upacara militer yang khidmat dan mengharukan.
Disclaimer: Artikel ini hanya sekadar informasi bagi pembaca. Lingkar Madiun tidak bertanggungjawab atas copyrights sumber berita. Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab sumber aslinya.