Network
LINGKAR MADIUN - Berbicara tentang petkembangan uji laboratorium pembuatan Vaksin Merah Putih, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan progres vaksin tersebut sudah mencapai 55 persen.
"Saat ini sudah sekitar 55 persen dari skala laboratorium. Diharapkan akan segera melakukan uji praklinik atau uji pada hewan bulan depan (November 2020) kalau semuanya lancar sehingga nanti akhir tahun sudah selesai, dan awal tahun bisa diserahkan ke Bio Farma," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio.
Dikutip Tim Lingkar Madiun dari ANTARA, Amin menerangkan pembuatan vaksin merah putih dilakukan dengan memanfaatkan platform subunit protein rekombinan. Yakni dengan melakukan amplifikasi gen penyandi protein S dan N dari virus SARS-CoV-2 isolat Indonesia.Adapun caranya dengan men-transfer gen S dan N dari vektor pembawa ke vektor ekspresi jalur sel mamalia.
Baca Juga: La Nina Sudah Terlihat Pertengahan Oktober, Jokowi Perintah BMKG 'Waspada Bencana Hidrometeorologi'
Baca Juga: Kenali Norovirus, Gejalanya Mirip Muntaber! Anak-anak dan Lansia Lebih Berpotensi Terjangkit
“Dari sel-sel mamalia tersebut, nantinya akan menghasilkan antigen berupa protein rekombinan yang diharapkan.Hal itu yang sedang kami tunggu saat ini,” terang Amin.
Menurut Amin, pemilihan platform subunit protein rekombinan ini karena dinilai relatif lebih aman yang mana tidak menggunakan virus hidup sebagai vektor.Dan diharapkan antibodi yang dihasilkan setelah vaksinasi akan bekerja untuk mencegah terjadinya penempelan virus pada sel manusia, dan pelepasan materi genetik virus ke dalam sel manusia.
Selain itu, Amin menyebutkan alasan lainnya adalah biaya produksi dari pengembangan vaksin metode tersebut relatif rendah, namun secara teknologi tidak kalah dan sudah dikuasai oleh banyak negara termasuk negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Baca Juga: Verifikasi Akun ShopeePay, Ada Fitur Tambahan dan Promo Lainnya, Begini Caranya
