Pemanah asal Korea Selatan Dibully Pasca Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020, Ternyata Ini Alasannya

- 31 Juli 2021, 21:00 WIB
Pemanah asal Korea Selatan Dibully dan Meminta Panitia Olimpiade Tokyo 2020 Untuk Mengambil Lagi Medali-nya
Pemanah asal Korea Selatan Dibully dan Meminta Panitia Olimpiade Tokyo 2020 Untuk Mengambil Lagi Medali-nya /Olympics.com/olympics.com

 

LINGKAR MADIUN-Bukannya ikut bangga, beberapa warga Korea Selatan setelah Olimpiade Tokyo 2020 ini, dimana AN San yang berhasil mendapatkan emas malah dibully.

Hal ini terjadi entah darimana, tetapi pembully tersebut menyebutkan kalau tidak suka dengan gaya rambut AN San.

Gaya rambut pemanah asal Korea Selatan itu dicirikan dengan gaya rambut seorang feminis.

Baca Juga: PPKM Level 4, Pemprov DKI Jakarta Berlakukan Aturan Kerja di Perkantoran, Karyawan Wajib Kantongi STRP

Gerakan feminis atau upaya penyetaraan hak antara laki-laki dan perempuan memang menjadi tren akhir-akhir ini.

Korea Selatan sepertinya berbeda, dan ini sudah terjadi cukup lama.

Gerakan anti-feminisme menjadi sangat kuat di negeri ginseng itu.

Baca Juga: Kejamnya Olimpiade Tokyo 2020, Peringkat 1 Dunia Bulu Tangkis Mulai Tumbang Satu per Satu

Entah karena tidak tahu atau bagaimana, tetapi gerakan anti-feminisme sudah merebak dimana-mana.

Tapi banyak pakar berpendapat kalau orang-orang yang anti-feminisme ini memang salah duga.

Hal ini terjadi karena orang tidak memahami kalau sebenarnya gerakan feminisme didasari oleh gerakan humanisme.

Baca Juga: Presiden Berikan Bantuan Produktif Rp 15,3 Triliun Kepada 12,8 Jjuta Pelaku Usaha Mikro

Jadi tidak ada yang diserang ataupun ditekan dengan bergulirnya gerakan itu.

Jadi, karena menggunakan dasar humanisme, feminisme lebih menekankan pada kesadaran kelompok akan keadilan dan keseteraan.

Akan Tetapi di Korea Selatan, gerakan feminisme dianggap sebagai gerakan yang menyerang eksistensi laki-laki.

Baca Juga: Connor McGregor Meradang Setelah Membaca Tweet dari Khabib Nourmagedov

Anggapan ini muncul karena banyak sekali aktivis feminisme di Korea Selatan yang memang berniat melawan laki-laki.

Bahkan dari mereka ada yang ingin merubah status laki-laki itu sebenarnya dibawah perempuan.

Karena perempuan itu melahirkan, menyusui, dan menstruasi, jadi perlu keistimewaan khusus yang menempatkan mereka diatas laki-laki.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta: Pendidikan S2 Miss Olive, Guru TK Reyna Menjadi Perhatian Netizen

Sontak saja banyak laki-laki yang tidak setuju dengan hal itu, hal itu juga merembet pada debat kusir di media sosial sampai sekarang.

Feminisme yang dikenal oleh anti-feminis sebagai gerakan kesetaraan gender ini meminta pihak Olimpiade Tokyo 2020 untuk mengambil medali emasnya.

Hal ini terjadi karena menurut kelompok pembully anti-feminis ini seharusnya tidak dibedakan antara nomor putra dan nomor putri.

Baca Juga: Ibu Hamil Bolehkah Divaksin? Segera Simak, Begini Syarat yang Harus Diperhatikan

Jadi semua harus jadi satu tanpa memandang gender, dan menurut mereka AN San akan kalah jika harus melawan laki-laki.

Oleh karenanya, mereka meminta pihak Panitia Olimpiade Tokyo 2020 untuk mengambil medali yang didapatkan AN San.

Sontak saja argumen yang memenuhi komentar media sosial di Korea Selatan ini sangat ditentang oleh banyak pihak.

Baca Juga: Cetak Sejarah! Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Tembus Final Olympiade Tokyo 2020

Sebenarnya, kita tidak bisa menggeneleralisasi atau menyamaratakan semua penduduk Korea Selatan membenci An San.

Nyatanya, ini hanya beberapa oknum saja yang melakukannya dan itu cukup mengganggu.

Perdebatan di dunia maya ini juga dilawan oleh kebanyakan orang-orang Korea Selatan sendiri.

Baca Juga: Perjuangan Belum Selesai, Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan Bersiap Memperebutkan Medali Perunggu

Mereka bilang, para pembully ini memang bikin malu, lebih baik pindah saja dari Korea Selatan, kalau perlu pergi ke luar angkasa sekalian.

Sampai sekarang, AN San belum memberikan statement resmi terkait pembully-an yang melibatkan dirinya.

Pihak Panitia Olimpade Tokyo 2020 juga tidak ingin ikut campur urursan ini, jadi tidak ada klarifikasi dan penjelasan lebih lanjut terkait pembullyan ini.*** 

Editor: Dwiyan Setya Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah