Naiknya kasus COVID-19, diikuti dengan kenaikan kasus kematian serta masalah ekonomi, politik, dan sosial membuat masyarakat jengah dan merasa terhimpit dengan masalah kehidupan selama pandemi.
Menurut Fort Behavioral, ketika manusia tertekan dengan keadaan sekitar, maka mereka akan cenderung melakukan coping atau eskapisme, dimana mereka melupakan sejenak dan berharap keajaiban akan datang menolong mereka.
Hal ini juga berlaku pada masyarakat atau komunitas, ketika mereka memiliki permasalahan yang sama (dalam hal ini COVID-19) maka masyarakat akan melalui eskapisme bersama-sama.
Dari sinilah trending mengenai Satrio Piningit sang pemimpin dan penyelamat muncul.
Banyaknya perhatian dan harapan masyarakat akan munculnya Satrio Piningit beberapa kali dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Banyak oknum yang mengaku sebagai ‘Satrio Piningit’ di tengah-tengah masyarakat, mereka menyebut diri mereka sang juru selamat.
Menurut International Bipolar Foundation, orang yang mengaku sebagai ‘utusan Tuhan’ atau semacamnya kemungkinan besar mengidap Messiah Complex yang disebabkan oleh skizofrenia dan gangguan bipolar.
Mereka memanfaatkan kondisi rakyat yang terhimpit dan membutuhkan pelarian, maka mereka mengaku diri mereka sebagai sang ‘Satrio Piningit’.