Ditelurusi dari ilmu filosofi hermeneutik berdasarkan pemikiran filsuf Gadamer, jika masyarakat sudah beramai-ramai membahas kemunculan Satrio Piningit, maka itu adalah indikasi adanya ketidak puasan terhadap pemerintah yang sedang menjabat.
Disebutkan bahwa Satrio Piningit adalah pemimpin adil, bijaksana, pemberani, bersifat seperti dewa, dan mampu menumpaskan segala angkara murka.
Semua hal yang ada dalam diri Satrio Piningit merupakan lambang ekspektasi rakyat pada pemimpinnya.
Jika rakyat masih mencari sosok Satrio Piningit pada saat seorang pemerintah masih menjabat, itu adalah tanda utama bahwa pemerintah telah ‘gagal’ memenuhi ekspektasi rakyat.
Baca Juga: Bersihkan Paru-paru dan Keluarkan Semua Kotoran dengan Ramuan Ini, Dijamin Batuk Lenyap Seketika
Tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan pemimpin. Jadi agak mustahil jika suatu hari ini muncul Satrio Piningit yang dideskripsikan demikian.
Beberapa pendapat menyebutkan bahwa sebenarnya tiap-tiap individu memiliki cerminan Satrio Piningit.
Satrio Piningit, yang secara harfiah adalah satria yang tersembunyi atau disembunyikan. Mungkin merujuk pada sifat kebaikan manusia yang masih terpendam.
Jadi, manusia tidak harus sibuk mencari sosok Satrio Piningit, manusia justru diharapkan dapat menunjukkan jiwa Satrio Piningit dalam diri masing-masing dalam membantu sesama.