Lantas mengapa banyak orang bisa tertipu Satrio Piningit palsu tersebut? Penelitian dari University of Oxford mengungkap bahwa sebenarnya manusia adalah makhluk lemah.
Menurut jurnal penelitian tersebut, manusia memiliki 3 naluri alami yakni, naluri untuk berkembang biak, membela diri, serta naluri untuk mengagungkan sesuatu.
Naluri untuk mengagungkan sesuatu inilah yang membuktikan betapa lemahnya mental manusia dan manusia membutuhkan berpegang pada sesuatu untuk hidup dalam rasa aman.
Naluri untuk mengagungkan sesuatu ini berupa penyembahan pada Tuhan YME dan kepercayaan pada sosok ‘penolong’ yang akan datang pada masa-masa sulit.
Baca Juga: Viral Foto Karyawan Alfamart Sedang Shalat di Belakang Meja Kasir, Alasannya Bikin Haru
Kepercayaan ini merupakan suatu bentuk eskapisme manusia yang dapat menguatkan mental. Itulah kenapa manusia cenderung lebih alim beribadah saat mengalami kesulitan dan lupa beribadah saat merasa gembira.
Begitu juga dengan eskapisme masyarakat pada saat pandemi COVID-19, masyarakat sudah mengalami banyak kesulitan dan tanpa sadar bersama-sama berharap akan kedatangan Satrio Piningit.
Konsep kedatangan Juru Selamat atau Deus Ex Machina ini menjadi pola yang terdapat pada kepercaan agama maupun cerita fiktif, seperti Imam Mahdi melawan Dajjal, Umar RA melawan Iblis, Musa melawan Firaun, Mikael melawan Lucifer, David melawan Goliath, Harry Potter melawan Voldemort, dan lain sebagainya.
Sebuah penelitian ilmiah berjudul The myth of satrio piningit and the hope of Javanese society: philosophical hermeneutics analysis atau Mitos Satrio Piningit dan Harapan Masyarakat Jawa: Analisis Filosofi Hermeneutik mendapat hasil yang mengejutkan.