Bakti Maba Universitas Andalas Menuai Protes, Dianggap Komersialisasi Dan Timbulkan Benih Koruptif

3 September 2021, 09:55 WIB
Kampus Universitas Andalas. Bakti Maba Universitas Andalas Menuai Protes, Dianggap Komersialisasi Dan Timbulkan Benih 'Maling' /Tangkap layar kanal YouTube Prama Wahyudi

LINGKAR MADIUN – Bakti Universitas Andalas (Unand) merupakan ajang penyambutan mahasiswa baru yang dibuka pada 24 Agustus 2021. Kemudian dilanjutkan dengan Bakti fakultas pada 26-28 Agustus 2021.

Kegiatan ini dilaksanakan secara hybrid dengan berbagai pertimbangan, seperti penaatan protokol kesehatan ataupun perizinan satgas COVID-19 di Sumatra Barat.

Pelaksanaan Bakti secara hybrid hanya berlaku untuk Bakti di tingkat universitas. Adapun Bakti fakultas dilaksanakan secara daring.

Baca Juga: Edinson Cavani Mengalah, Cristiano Ronaldo Kembali Kenakan Nomor Punggung 7 di Manchester United 

Saat ini Kegiatan Bakti Unand sudah usai namun masih menimbulkan polemik yang menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa.

Pasalnya, penyelenggaran Bakti ini melibatkan sponsor hingga mewajibkan mahasiswa baru untuk membeli dan menggunakan produk sponsor.

Akibatnya Bakti Unand pun mendapat kritikan oleh berbagai pihak karena dianggap melakukan komersialisasi ditengah kegiatan kampus yang bersifat wajib untuk mahasiswa baru.

Baca Juga: Liechtensein vs Jerman: Gol Timo Werner dan Leroy Sane Mengawali Kemenangan Jerman Era Hansi Flick 

Mahasiswa diwajibkan membeli produk provider  by. U yang menjadi sponsor kegiatan Bakti. Selain itu mereka harus membeli produk susu kemasan dan menjadikannya konten di media sosial.

Dan beredar informasi jika mahasiswa yang tidak memenuhi tugas tersebut, akan dinyatakan tidak lulus Bakti dan harus mengulang Bakti tahun ajaran berikutnya.

Aktivis Mahasiswa dari Fakultas Hukum, Dhuha Aprilio menyoroti ketentuan panitia yang membebankan tugas tersebut pada mahasiswa baru.

Baca Juga: CDC dan Beberapa Penelitian Ungkap! 5 Cara Pencegahan Stroke, Salah Satunya Konsumsi Minuman Hitam Ini

Menurutnya hal ini menunjukkan jika panitia tidak bijak, karena pemaksaan untuk pentingan kelompok tertentu bisa menjadi benih perilaku Maling di masa depan.

“Seharusnya panitia sudah menyadari konsekuensi dari pemakaian sponsor jauh-jauh hari. Adanya pemaksaan untuk kepentingan segelintir kelompok adalah cikal bakal perilaku koruptif di masa depan,” kata Dhuha sebagaimana dikutip LingkarMadiun.com melalui Instagram @infounand.

Baca Juga: China Meradang, Negara Eropa Mulai Berani Berhubungan dengan Taiwan Secara Formal dan Politis

Menurutnya isu komersialisasi kegiatan Bakti menunjukkan kegiatan pengkaderan mahasiswa di Unand semakin buruk.

Menurutnya Badan Eksekutif Mahasiswa yang menyelenggarakan Bakti seakan lepas tangan dan tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022: Inggris dan Belgia Menang Telak, Jerman Awali Era Baru dengan Mulus 

“Mereka hanya diam seperti halnya kabinet Jokowi dikritik,” imbuhnya.

Ketua Panitia Bakti Unand 2021 Muhammad Hasbi Asy Syukri memberikan klarifikasi dan membenarkan adanya mekanisme sponsorship dalan kegiatan Bakti Unand.

Baca Juga: Otak ‘Memakan‘ Dirinya Sendiri Supaya Manusia Tetap Hidup, Simak Begini Ulasan Lengkapnya

Bahkan kampus sangat mendukung kegiatan dan anggaran sesuai Standar Biaya Masukan (SBM) kampus.

Hasbi juga menyatakan jika anggaran dana SBM yang disediakan kampus hanya 1,7juta/jam, sedangkan yg dibutuhkan lebih dari 15 juta/jam.

Baca Juga: Jangan Lagi Suka Mengungkit-ungkit Pemberian Jika Tak Ingin Mendapat 2 Ancaman Pedih Ini di Akhirat

Sehingga panitia mengklaim dana yang digelontorkan tidak cukup. Apalagi, mereka juga menargetkan untuk memecahkan rekor Muri melalui sebuah challenge menggunakan tutup botol yang membutuhkan dana hingga 50 juta rupiah.

Meskipun hal ini urung terlaksana karena mendapatkan banyak protes.

Selain itu, panitia juga mengundang guest star yang membuat panitia Bakti membutuhkan biaya lebih banyak, dan menutupnya menggunakan sponsorship.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Tags

Terkini

Terpopuler