Kemendikbud Perkuat Ekosistem SMK Demi Mencetak Lulusan SMK Berkarakter

- 3 Oktober 2020, 11:45 WIB
ilustrasi siswa SMK
ilustrasi siswa SMK /Pikiran-rakyat.com

Kepala sekolah juga harus memiliki karakter yang kuat sebagai pembangun yang mencakup fungsi sebagai motivator, inovator, organizing dan controlling dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK, ujar Wikan dalam menjelaskan peran penting seorang Kepala SMK.

Gerakan Sekolah Menyenangkan merupakan gerakan perubahan dari akar rumput bersama guru dan masyarakat untuk mentransformasi sekolah menjadi tempat yang ideal bagi siswa sehingga mampu memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan bakat, passion, penalaran dan talenta terbaik mereka.  

Gerakan ini mempromosikan dan membangun kesadaran guru-guru, kepala sekolah dan pemangku kebijakan pendidikan untuk membangun sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar ilmu pengetahuan dan bekal keterampilan hidup agar anak-anak bergairah menjadi pembelajar yang sukses dan mandiri.

Baca Juga: Setelah Dikabarkan Covid-19, Donald Trump Dipindahkan ke Pusat Medis Militer

GSM digagas pertama kali oleh Muhammad Nur Rizal dan Novi Poespita Candra pada bulan September 2014 dan telah mampu meningkatkan kualitas guru serta ekosistem pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran.

GSM telah menyebarkan pengaruh ke berbagai area di Indonesia, termasuk Yogyakarta, Semarang, Tebuireng Jombang, Tangerang, hingga beberap kota di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.

Dirjen Pendidikan Vokasi mengapresiasi kolaborasi yang melibatkan GSM dalam rangka mendukung terwujudnya link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dunia industri.

Baca Juga: Arab Saudi Resmikan Umrah dibuka 1 November, Kemenag: Jamaah Belum Bisa Berangkat ke Mekkah

Muhammad Nur Rizal, Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan berharap, semangat perubahan yang diusung GSM berikut praktiknya mendorong terciptanya ekosistem pendidikan yang positif, sehingga siswa diharapkan dapat juga menerapkan di SMK masing-masing.

Kerja sama ini diharapkan tidak berhenti di kegiatan atau permukaan saja, tetapi dapat memantik proses perubahan yang lebih mendasar, yakni mengubah haluan kebijakan, budaya dan sistem pendidikan kita.

"Dunia sudah berubah dengan cepat dan tak pasti, maka kita juga harus berubah, dan perubahan itu tidak bisa berjalan sendirian. Kita bersama tak rela anak kita menjadi buruh di negerinya sendiri, pungkas Rizal.***

*Disclaimer: Artikel ini hanya sekedar informasi bagi pembaca. Lingkar Madiun tidak bertanggung jawab atas copyrights sumber berita. Hak yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab sumber aslinya.

Halaman:

Editor: Ika Sholekhah Putri

Sumber: Kemendikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah