Bukan PSBB, Pemprov Jatim Pilih Terapkan PSBM

13 September 2020, 15:22 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa /Instagram: @khofifah_ip

LINGKAR MADIUN - Berbeda dengan Provinsi DKI Jakarta yang memutuskan untuk memberlakukan PSBB kembali. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa justru memilih menerapkan PSBM untuk menekan lonjakan covid-19 di Jawa Timur .

Gubernur Khofifah menerangkan PSBM merupakan Pembatasan Sosial Berskala Mikro atau mikro lockdown yakni karantina lokal  dengan mengunci pintu keluar masuk desa atau wilayah yang terpapar covid selama 14 hari dan dilakukan testing secara masif.

Menurut Khofifah, penerapan PSBM hasilnya jauh lebih efektif untuk menekan resiko penularan covid-19. hal ini dilihat dari penerapan PSBM di Magetan khususnya di area Pesantren Temboro yang sudah tidak ada penambahan kasus baru di area tersebut hingga hari ini.

Baca Juga: Resiko Penularan Covid-19 Tinggi, DPD RI Minta Pilkada Serentak 2020 Ditunda

Baca Juga: Ini dia, Besaran Denda Bagi Warga Jatim Yang Tak Bermasker

“Alhamdulillah di Jatim intervensi Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) terbukti lebih efektif untuk menekan penyebaran virus covid-19. Efektivitas PSBM terbukti karena sampai hari ini sudah tidak ada penyebaran kasus  covid baru dari area tersebut,” ujar Khofifah pada peresmian RSUD Srengat, Blitar, pada Sabtu (12/9) sebagaimana diberitakan oleh Diskominfo Jatim.

Dikutip Tim Lingkar Madiun dari Diskominfo Jatim, Khofifah menyebutkan jika PSBM dinillai jauh lebih ampuh diterapkan di Jawa Timur, mengingat banyaknya jumlah kampung tangguh yang dinilai sewaktu-waktu bisa siap menarik rem darurat jika ditemukan kasus baru di wilayahnya.

“Jawa Timur saat  telah memiliki 2.605 Kampung Tangguh. Ini merupakan salah satu social capital yang memungkinkan format PSBM dilakukan secara gotong royong dengan skala terkecil yang lebih efektif dan tertarget," terang Khofifah.

Baca Juga: Pilkada Era Pandemi, Begini Alurnya Saat di TPS

Baca Juga: Gawat! 27 Tempat Wisata Ditutup, DKI PSBB Total

Lebih lanjut, Khofifah menerangkan PSBM tersebut sudah sesuai dengan arahan Presiden . Selain itu juga merujuk dari hasil penelitian Nanyang Technological University yang menyebutkan micro lockdown atau PSBM jauh lebih berhasil untuk diterapkan dalam kondisi sosial seperti di Indonesia.

Adapun dalam penerapan PSBM, Pemprov Jatim telah berkolaborasi dengan Pangdam, Kapolda,  Pemda setempat baik Kabupaten atau Kota, Dandim dan Kapolres.

Kerjasama ini dilakukan  untuk meningkatkan keamanan khususnya dalam membatasi aktivitas warga yang bersangkutan agar tidak keluar dari wilayah pemukiman, serta menjamin kecukupan logistik dengan mensuplai makanan setiap hari.

Baca Juga: Waduh, 18 Kru Radio Suara Surabaya Positif Covid-19, Berawal dari Satu Orang Reaktif Hasil Rapid

Untuk diketahui, hingga saat ini, PSBM Jatim tidak hanya diterapkan di Magetan, melainkan juga sudah dilakukan di beberapa zona merah baru yang menjadi kluster baru di Jawa Timur. Seperti di Lapas Porong dan Pondok Pesantren Darussalam Blok Agung Banyuwangi.

“Saya minta seluruh pemda baik kabupaten ataupun kota agar lebih memperhatikan zonasi dari wilayahnya masing-masing dan mengembangkan resiko zonasi dengan skala kecamatan dan kampung. Sehingga kedepan intervensi dan pembatasan akan berjalan lebih optimal dan tertarget,” tutupnya

 

 

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Diskominfo Jatim

Tags

Terkini

Terpopuler