Berhasil! Angka Kesembuhan Covid 19 Di Surabaya Terus Naik

18 September 2020, 14:44 WIB
Ilustrasi Covid 19 /pikiran-rakyat/

Lingkar Madiun - Tri Rismaharini selaku Wali Kota Surabaya mengklaim bahwa saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Surabaya tinggi, sedangkan penularannya rendah. Hal itu menurut dia karena jumlah pasien yang menjalani perawatan di hotel maupun Asrama Haji banyak yang sudah sembuh. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, tren kesembuhan pasien dalam satu bulan ini rata-rata per hari 80 ke atas.

Melalui penelurusan Tim Lingkar Madiun dari RRI.co.id sosok yang akrab disapa Risma ini menyampaikan "Untuk menjaga tren membaik kita tidak boleh lengah, justru kita malah turun dan agak keras. Kita turun lebih sistemik dibanding kemarin-kemarinnya," pada Jumat (18/9/2020).

Baca Juga: Pembelian Termahal, Liverpool Resmi Boyong Thiago Alcantara dari Bayern Munchen

Baca Juga: Gawat! Masker Jenis Scuba Sudah Tidak Direkomendasikan

Presiden UCLG Aspac ini menyatakan, bahwa pihaknya bersama jajaran TNI dan Polri akan terus berupaya memutus mata rantai Covid-19. Karena itu, dengan adanya penerapan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan diharapkan efektif mendisiplinkan masyarakat. 

"Kita harapkan denda-denda ini efektif dan bisa memberikan efek jera. Justru kita sekarang sering razia. Turun terus kita pantau terus daerah-daerah yang rawan," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita menjelaskan, bahwa Pemkot Surabaya menggunakan metode perhitungan bobot indikator kesehatan masyarakat dalam melakukan self assessment untuk memonitoring dan evaluasi internal kasus Covid-19. Dari hasil self assessment itu kemudian dilaporkan ke Provinsi dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Baca Juga: Jangan Lewatkan, Siang Nanti Rekonstruksi Kasus Mutilasi Kalibata City Dimulai

Baca Juga: Keren! Tersisa 2 Kelurahan Kota Madiun Ini Masih Masuk Zona Hijau

"Kita juga melakukan self assessment dengan membuat perhitungan yang mengacu pada (indikator) penilaian pusat (Kementerian Kesehatan). Dan ternyata, dari data yang ada, memang ada penurunan dari bulan-bulan sebelumnya," beber Febria.

Febria mengungkapkan, bahwa instrumen dalam self assessment itu terdapat 14 indikator penilaian dan ditambah satu indikator Rt angka reproduksi efektif atau triangulasi. Namun dalam penilaian itu, pihaknya tak hanya menambah indikator Rt (triangulasi). Penilaian melalui indikator epidemiologi, pelayanan kesehatan, evaluasi laju insidensi dan mortality rate juga dilakukan.

"Kalau kita lihat bobot dari indikator kesehatan masyarakat Surabaya mulai tanggal 7 sampai 13 September itu nilai skor kita ada 2.44. Artinya kita risiko rendah," terangnya.

Baca Juga: Hebat! Ini Tips Madiun Berhasil Kurangi Penyebaran Covid 19

Menurut dia, skor tersebut berdasarkan perhitungan penilaian pada 14 - 15 indikator. "Hal itu pula yang kemudian menyebabkan jumlah pasien yang menjalani perawatan dan isolasi di hotel sudah habis dan di Asrama Haji nyaris habis," pungkasnya.

Editor: Yoga Pratama Widiyanto

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler