Maraknya Isu Tsunami,BPBD Lumajang : Kenali Tanda-Tanda Gejala Alamnya

29 September 2020, 22:32 WIB
Ilustrasi Tsunami /pexels/koji kamei

LINGKAR MADIUN - Maraknya kabar yang beredar mengenai isu tsunami 20 meter, menjadikan masyarakat patut berwaspada.  Namun tidak usah panik. Sebab ada tanda-tanda alam yang dapat kita pelajari sebelum terjadinya tsunami.

Dikutip Tim Lingkar Madiun dari RRI Jember, Kepala Bidang Kesiapsiagaan bencana dan Logistik BPBD Lumajang , Wawan Hadi Siswoyo, menjelaskan, jika kejadian bencana Tsunami tidak serta merta terjadi begitu saja melainkan disertai gejala alam yang bisa diantisipasi.

Adapun gejala alam tersebut , menurut Wawan, yang pertama dapat diperhatikan dengan munculnya segerombolan burung laut terbang ke daratan.

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Tahap 1-4 Sudah Cair 87,35 Persen, Sisanya Terkendala Rekening

Baca Juga: Berstatus 'Dead Weight', 14 Perusahaan Akan Ditutup Kementerian BUMN

“Ini salah satu tanda akan terjadinya Tsunami karena insting hewani burung sangat kuat,” terangnya.

Kemudian tanda alam lainnya adalah surutnya mata air di sumur warga yang bermukim dekat pantai secara mendadak , termasuk surutnya air laut secara tiba tiba, meski demikiian fenomena air laut surut tidak selalu identik dengan akan terjadinya tsunami.

"Burung burung laut terbang ke darat dan surutnya air sumur masyarakat terutama masyarakat disekitar pantai, sehingga harus ada siskamling saat ini,"katanya sebagaimana dilansir dari RRI.

Baca Juga: Angka Covid Masih Tinggi, PSSI Resmi Tunda Lanjutan Liga 1 dan 2 Musim 2020

Selanjutnya,  paling mudah dikenali tanda-tanda yang berpotensi tsunami yakni terjadinya gempa dengan kekuatan di atas magnitudo 5. 

Sebagai pencegahan dini terhadap semua gejala tersebut, Wawan menyarankan agar masyarakat daerah pesisir mengaktifkan siskamling. Khususnya pada Desa Tangguh Bencana (Desana). Dimana dalam daerah tersebut sudah dilengkapi dengan alat Early Warning System. EWS  adalah sirine yang telah diletakkan pada masing masing titik terdampak Tsunami.

“Nantinya Balai desa yang sudah disiagakan petugas bisa segera memencet tombol jika terjadi tsunami,”jelasnya .

Baca Juga: Masih Bingung Apa Itu Deals Sekitarmu ShopeePay? Simak Tips & Triknya

Baca Juga: Gubernur Lemhanas : Isu PKI Sengaja Dimunculkan Untuk Kepentingan Politik

Tak hanya itu, lebih lanjut Wawan menerangkan ada satu alat lagi untuk peringatan bencana. Yakni Warning Receiver System (WRS). Alat Iini berfungsi memonitor gempa yang terjadi diseluruh Indonesia.

“di Lumajang masing masing alat tersebut sejak dulu sampai sekarang terus dipantau setiap harinya selama 24 jam penuh oleh personil,” terang Wawan.

Dari pihak BPBD Lumajang, Wawan berpesan kepada seluruh masyarakat supaya lebih memperhatikan tanda-tanda alam dan peringatan -peringatan dini khususnya yang disampaikan oleh institusi resmi.

Untuk diketahui,  Lumajang juga termasuk satu dari daerah di Jawa Timur yang rawan tsunami.  Setidaknya ada 9 wilayah di Lumajang yang tercatat rawan,  di antaranya Desa Wotgalih, Jatimulyo, Bades, Selok Awar-awar, Bulurejo, Tegalrejo, Darungan, Pandanwangi, dan Pandan Arum.***

 

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: RRI Jember

Tags

Terkini

Terpopuler