Banjir Lahar Dingin, Status Gunung Semeru Masih di Level Waspada

- 14 Desember 2020, 18:02 WIB
Banjir lahar dingin Gunung Semeru.
Banjir lahar dingin Gunung Semeru. /BPBD Kabupaten Lumajang

Lingkar Madiun – Guyuran hujan deras di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada hari Minggu, 13 November 2020 menyebabkan peningkatan debit air di Daerah Aliran Sungai (DAS). Luapan air tersebut menjadi sebab terjadinya banjir lahar dingin di area Gunung Semeru

Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswonyo menyampaikan hal ini dari Posko Induk Kamar Kajang, Kabupaten Lumajang.

Baca Juga: Risma Disebut Akan Mengisi Jabatan Menteri Sosial

Baca Juga: Wakil Wali Kota Probolinggo Wafat Setelah Positif COVID-19, Gubernur Jatim Ucapkan Bela Sungkawa

Menurut Wawan, banjir lahar dingin di DAS tersebut masih belum terlalu mengkhawatirkan.
"Memang ada kenaikan debit air di DAS yang dialiri lahar dingin Gunung Semeru di Curah Kobokan, tetapi masih terpantau aman dan hujan sudah reda," tutur Wawan.

Banjir lahar dingin bukanlah hal yang asing terjadi di Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro setiap hujan turun dengan intensitas sedang maupun tinggi di wilayah tersebut.

"Terjadinya potensi lahar dingin tersebut akibat curah hujan dengan intensitas tinggi dan merata yang mengenai sisa-sisa material yang berada di Curah Koboan, Sumbersari, dan Bondeli," ujar Wawan.

Wawan mengatakan bahwa saat ini terdapat lima tim yang memantau DAS aliran lahar dingin di daerah Gunung Semeru. Tim tersebut rutin memberikan laporan ke Posko Induk Kamar Kajang.

Baca Juga: Risma Terpilih sebagai Tokoh Pendidikan Kota Surabaya

Lebih lanjut, Wawan menjelaskan bahwa warga yang tinggal di dekat DAS sudah memahami apa yang harus dilakukan jika hujan intensitas sedang atau tinggi sudah mulai turun di daerah tersebut.

"Ketika hujan deras mengguyur, semua warga yang berada di sekitar DAS mengungsi di posko-posko pengungsian yang sudah disediakan," ucap Wawan.

Warga yang rumahnya di sepanjang DAS yang dilalui banjir lahar dingin akan berlindung ke posko saat sore hari. Pagi harinya, mereka akan kembali ke rumah masing-masing.

Meski banjir lahar dingin melanda kawasan itu, Wawan mengatakan bahwa luncuran awan panas dari puncak Gunung Semeru masih terpantau aman.

"Awan panas guguran sempat terpantau kembali meluncur dari puncak kawah, namun luncuran tersebut masih dalam batas aman dan jauh dari permukiman," ujarnya.

Baca Juga: Peduli Pendidikan untuk Perempuan, Pemkot Kediri Gelar Sekolah Perempuan

Gunung Semeru saat ini berstatus waspada sehingga Wawan berharap agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius satu kilometer dari puncak gunung.

Radius ini juga termasuk 4 kilometer dari arah kawah di bagian selatan dan tenggara Gunung Semeru.

"Masyarakat juga diimbau mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," tutur Wawan.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: ANTARA Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah