Baca Juga: Hasil Pantauan NASA dari Peta Luar Angkasa , Polusi di Cina Berhasil Menyusut Setelah Lockdown
Menurut BMKG Juanda, ada 3 fenomena atmosfer laut yang memicu meningkatnya curah hujan di musim kemarau ini, di antaranya sebagai berikut:
1.Menghangatnya suhu permukaan laut lokal di wilayah laut selatan Jawa-Nusa Tenggara yang berkontribusi pada peningkatan uap air di atmosfer.
Baca Juga: Ibu Hamil Wajib Tahu, 6 Alasan Penting Perlunya Ngidam Mangga! Ada Manfaat Tak Terduga
2.Siklus gelombang MJO fase basah dan Gelombang Ekuatorial Rossby menunjukkan adanya aliran massa pemicu hujan di wilayah Jawa Timur.
- MJO atau Madden Julian Oscillation merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.
3.Terjadinya pemusatan awan konvektif
- Kondisi ketiga ini disebabkan karena menghangatnya suhu permukaan laut di perairan barat Sumatra (indek dipole mode negatif) yang memicu munculnya pusat tekanan rendah di perairan dekat Sumatra-Jawa dan mengakibatkan terbentuknya awan.
Dari 3 fenomena itulah Jawa Timur bisa diguyur hujan saat ini.
Terakhir BMKG Juanda memprediksi fenomena ini tidak akan berlangsung lama, sebab kondisi akan segera kembali normal pada bulan Juli 2021.