LINGKAR MADIUN - Pondok Pesantren Nurul Maghfiro yang berlokasi di Malang ini agaknya dapat menjadi contoh bagi pesantren-pesantren lain. Pasalnya, lembaga pendidikan Islam khas Indonesia ini berupaya untuk dapat berdikari dalam operasionalnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Mohammad Bisri menjelaskan hampir 20 persen kebutuhan operasional pendidikan ditopang dari hasil bisnis internal. Ia mengakui bahwa membutuhkan kesabaran dan strategi dalam mengembangkan bisnis pesantren.
Pria yang akrab disapa Bisri ini menceritakan perjalanan bisnis internal pesantren ini. Usaha pertama pesantren yang dikenal sebagai pesantren berdikari ini adalah ternak lele.
Baca Juga: Masjid di Athena Dibuka Setelah Penantian 183 tahun, Simak Penjelasannya
"Produk pertama kali itu budidaya lele. Gagal. Lalu kami didampingi oleh ahli peternakan lele Alhamdulillah sekarang bisa lebih baik mulai pembibitan hingga pembesaran," terangnya dalam alam kegiatan Kopilaborasi OPOP Sambang Pesantren, Jumat 6 November 2020.
Usaha berikutnya adalah mengembangkan Bahrul Maghfiroh Mart (BM Mart) yang menyediakan segala kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat dan santri.
Beberapa produk hasil pengembangan mandiri oleh pesantren juga banyak yang terwujud dan dipasarkan yang diantaranya adalah budidaya jamur. Namun salah satu produk unggulannya adalah Keju Mozarella.
Baca Juga: Waspada, Diprediksi Akan Terjadi Gelombang 3 PHK Masal, Simak Ulasannya Berikut Ini
"Produk unggulannya keju ini. Tidak gampang ya. Tapi ini kami tidak menyebutnya unit usaha. Ini laboratorium pengelolaan keju mozzarella," tukasnya.