LINGKAR MADIUN – Banyak hoax yang masih beredar mengenai vaksin COVID-19. Hal ini memperlambat upaya pemerintah dalam melakukan vaksinasi pada seluruh lapisan masyarakat.
Dilansir LINGKAR MADIUN dari ANTARA, beredar sebuah tangkapan layar yang memuat informasi adanya 48 ribu orang meninggal dalam 14 hari setelah disuntik vaksin COVID-19.
Dalam tangkapan layar yang berbahasa Inggris tersebut, data diklaim adalah rangkuman dari Medicare Tracking System. Namun, saat ditelusuri data dari informasi yang beredar tersebut adalah data yang tidak berdasar.
Baca Juga: Sempat Diragukan Keamanannya, Vaksin COVID-19 dari Pfizer Boleh Digunakan untuk Anak-anak
Diulas ANTARA, kabar yang menyebut adanya puluhan ribu orang meninggal itu tidak benar.
Dikutip dari Kominfo, ternyata tidak ada situs atau basis data resmi yang disebutkan dalam informasi tersebut. Medicare Tracking System yang disebut dalam kabar tersebut pun palsu.
Centers for Medicare and Medicaid Services (CMS) sebagai pihak yang dicantumkan pun membantah bahwa pihaknya menerbitkan narasi demikian.
Pihaknya menegaskan bahwa tidak memiliki Medicare Tracking System. Data CMS memang menampilkan data Rumah Perawatan COVID-19 dan Kasus Rawat Inap Medicare COVID-19, tapi tidak ada data mengenai jumlah kematian setelah vaksinasi, apalagi sampai puluhan ribu.