Dalam Sidang Majelis Umum PBB, Indonesia dengan Berani Sebut Ketimpangan Vaksin COVID-19

- 25 September 2021, 19:17 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya secara virtual pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis pagi WIB, 23 September 2021.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya secara virtual pada sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis pagi WIB, 23 September 2021. /SETPRES/

LINGKAR MADIUN - Ketersediaan vaksin COVID-19 di negara berkembang tidak sebanding dengan permintaan vaksinasi.

Namun di negara-negara maju, banyak sekali vaksin COVID-19 yang 'berlebihan' hingga menyisakan dosis vaksin yang cukup banyak.

Hal tersebut menjadi perhatian Indonesia, di mana Indonesia merasa ketimpangan ketersediaan vaksin COVID-19 antar negara kaya dan miskin benar-benar terlihat.

Baca Juga: Kena Tilang, Emak-emak di Sumatera Selatan Enggan Turun Meski Motor Didorong Polisi! Begini Aksi Lucunya 

Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari CNA, dijelaskan bahwa ketimpangan tersebut berani disampaikan Indonesia dalam Majelis Umum PBB ke-76.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan pada Jumat, 24 September 2021 bahwa kesenjangan ketimpangan vaksin COVID-19 yang sangat lebar antara negara maju dan berkembang telah menjadi topik umum di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-76 di New York minggu ini.

"Intinya ketimpangan vaksin antara negara maju dan berkembang sangat besar. Oleh karena itu, celah ini harus dipersempit," ucap Retno Marsudi kepada CNA dalam sebuah wawancara eksklusif di sela-sela UNGA (United Nations General Assembly).

Baca Juga: 5 Zodiak Badai Hoki dalam Waktu Dekat, Rezekinya Padat Melekat Nasibnya Makmur Hingga Akhir Tahun 2021 

"Pertama-tama, masalahnya adalah tidak ada cukup vaksin. Vaksin juga tidak terdistribusi secara merata," tambahnya.

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x