LINGKAR MADIUN - Ketersediaan vaksin COVID-19 di negara berkembang tidak sebanding dengan permintaan vaksinasi.
Namun di negara-negara maju, banyak sekali vaksin COVID-19 yang 'berlebihan' hingga menyisakan dosis vaksin yang cukup banyak.
Hal tersebut menjadi perhatian Indonesia, di mana Indonesia merasa ketimpangan ketersediaan vaksin COVID-19 antar negara kaya dan miskin benar-benar terlihat.
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari CNA, dijelaskan bahwa ketimpangan tersebut berani disampaikan Indonesia dalam Majelis Umum PBB ke-76.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan pada Jumat, 24 September 2021 bahwa kesenjangan ketimpangan vaksin COVID-19 yang sangat lebar antara negara maju dan berkembang telah menjadi topik umum di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-76 di New York minggu ini.
"Intinya ketimpangan vaksin antara negara maju dan berkembang sangat besar. Oleh karena itu, celah ini harus dipersempit," ucap Retno Marsudi kepada CNA dalam sebuah wawancara eksklusif di sela-sela UNGA (United Nations General Assembly).
"Pertama-tama, masalahnya adalah tidak ada cukup vaksin. Vaksin juga tidak terdistribusi secara merata," tambahnya.