Hah, Indonesia Beli Pesawat Tempur Sukhoi dengan Sistem Barter Kerupuk? Simak Ulasan Sejarahnya

- 10 Oktober 2020, 08:59 WIB
ilustrasi pesawat tempur Sukhoi
ilustrasi pesawat tempur Sukhoi /Pikiran-rakyat.com

Lingkar Madiun- Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn.) memastikan Indonesia akan membeli sebelas unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia senilai Rp15 triliun.

Pembelian ini dengan cara barter berbagai komoditas. Menariknya, salah satu produk yang akan dibarter adalah kerupuk. Mungkin ini kali pertama alutsista dibarter dengan kerupuk .

Kerupuk merupakan makanan ringan yang disukai banyak orang. Selain bisa dimakan langsung, kerupuk biasanya melengkapi berbagai jenis makanan.

Baca Juga: Wow, Instagram Buat Fitur Audio Baru Mirip TikTok, Begini Hasilnya

Menurut Fadly Rahman, sejarawan kuliner kerupuk sudah ada di Pulau Jawa sejak abad ke-9 atau 10 yang tertulis di prasasti Batu Pura. Di situ tertulis kerupuk rambak (kerupuk dari kulit sapi atau kerbau) yang sampai sekarang masih ada dan biasanya jadi salah satu bahan kuliner krecek.

Selain kerupuk kulit, ternyata kerupuk juga terbuat dari tepung singkong (tepung kanji), tepung terigu sedikit dan garam secukupnya ditambah daging udang atau ikan. Jenisnya bermacam-macam tergantung bahan lain yang ditambahkan, misalnya kerupuk udang atau kerupuk ikan.

Penamaan berbagai macam kerupuk biasanya diambil dari bahan tambahannya, semisal kerupuk udang, kerupuk ikan, dsb atau menurut tempat pembuatannya, seperti kerupuk Sidoarjo, kerupuk Palembang, dsb bahkan sampai membawa nama perusahaan yang membuatnya.

Baca Juga: Kopi dari Kotoran Gajah, Kopi Langka Harga Jutaan

Pada perkembangannya, kerupuk juga menyebar ke berbagai wilayah pesisir Kalimantan, Sumatra, hingga Semenanjung Melayu. Masyarakat Melayu di sana menjadikan kekayaan laut macam ikan hingga udang, menjadi kerupuk.

Halaman:

Editor: Ika Sholekhah Putri

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x