Indonesia Resmi Alami Resesi! BPS Rilis Ekonomi Kuartal III 2020 Minus 3,49 Persen

- 5 November 2020, 13:04 WIB
Ilustrasi resesi. /Pixabay/Geralt
Ilustrasi resesi. /Pixabay/Geralt /
LINGKAR MADIUN- Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis bahwa perekonomian Indonesia pada triwulan III-2020 mengalami kontraksi 3,49 persen (yoy) yang artinya Indonesia mengalami resesi kembali.
 
Indonesia resmi alami resesi seperti yang dialami berbagai negara yang terdampak COVID-19. Dan perlu diketahui bahwa dua triwulan berturut-turut Indonesia mengalami pertumbuhan negatif.
 
Sebelumnya, BPS juga mencatat terjadi kontraksi dalam perekonomian Indonesia pada triwulan II-2020 tumbuh minus 5,32 persen pada triwulan II-2020 karena pandemi COVID-19 telah membatasi aktivitas ekonomi.
 
Ekonomi Indonesia triwulan III-2020 terhadap triwulan III-2019 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,49 persen (y-on-y).
 
Hali ini dilihat dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 16,70 persen. 
 
Sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 10,82 persen. 
 
 
 
Meski mengalami pertumbuhan negatif, namun secara kuartal (qtq) ekonomi mengalami kenaikan sebesar 5,05 persen pada triwulan III-2020, yang memperlihatkan adanya tanda-tanda pemulihan yang signifikan.
 
Yaitu jika dilihat dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 24,28 persen.
 
Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh sebesar 16,93 persen. 
 
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2020 mencapai Rp3.894,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.720,6 triliun. 
 
Ekonomi Indonesia hingga triwulan III-2020 mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,03 persen (c-to-c).
 
 
 
Yaitu, dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,61 persen.
 
Sementara dari sisi pengeluaran hampir semua komponen terkontraksi, Komponen Ekspor Barang dan Jasa menjadi komponen dengan kontraksi terdalam sebesar 7,52 persen. 
 
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan III-2020 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa sebesar 58,88 persen, dengan kinerja ekonomi yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 4,00 persen (y-on-y).
 
Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2020 pada seluruh kelompok pulau di Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan. Kelompok provinsi di Pulau Bali dan Nusa Tenggara mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 6,80 persen.
 
 
Sedangkan, kelompok provinsi lainnya yang mengalami kontraksi pertumbuhan antara lain Pulau Kalimantan sebesar 4,23 persen, Pulau Sumatera sebesar 2,22 persen, Pulau Maluku dan Papua sebesar 1,83 persen, serta Pulau Sulawesi sebesar 0,82 persen.
 
Hal ini seirama dengan prediksi Kepala Badan Kebijakan Fiskal (Kepala BKF) Febrio Kacaribu dalam Simposium Nasional Keuangan Negara tahun 2020  pada Rabu, (04/11) yang mengatakan bahwa pemerintah memperkirakan kondisi ekonomi akan mulai membaik di Q3 (kuartal ketiga). 
 
Karena meskipun Q3 diprediksi hampir semua komponen Produk Domestik Bruto (PDB) negatif, namun konsumsi pemerintah atau belanja negara sebagai instrumen countercyclical dapat mendorong proses pemulihan ekonomi.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: BPS ANTARA kemenkeu.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x