Simak Hari Baik untuk Mengawali Usaha menurut Primbon Jawa

21 Januari 2021, 09:45 WIB
Hari Baik untuk Mengawali Usaha menurut Primbon Jawa /Pixabay

LINGKAR MADIUN- Dalam kehidupan masyarakat Jawa yang masih memegang budaya dan kepercayaan tradisional, dikenal adanya istilah hari baik dan hari buruk untuk mengawali usaha.

Suatu kepercayaan bahwa hari-hari dalam kehidupan manusia mempunyai pengaruh tertentu bagi manusia.

Ada yang pengaruhnya baik, ada yang pengaruhnya buruk dan pengaruh tersebut dapat berpengaruh terhadap kehidupan manusia secara jangka panjang.

Baca Juga: Sejarah dan Cerita Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali

Baca Juga: Perjuangan Gajah Mada Ucap Tidak Akan Bahagia Sebelum Menyatukan Nusantara

Dalam melakukan sesuatu hal yang bersifat penting, biasanya orang jawa akan menyesuaikan waktu dan hari pelaksanaannya.

Supaya hasilnya baik seperti yang diharapkan dan tidak ada nasib buruk yang dialami di suatu hari.

Ada juga dalam budaya Jawa konsep ilmu petungan (perhitungan), yang melibatkan alam pemikiran makro dan mikrokosmos, jagad gedhe dan cilik, alam semesta dan diri manusia.

Baca Juga: 9 Tanda Anda Terlalu Banyak Minum Air, Salah Satunya Sering Sakit Kepala Hingga Mudah Lelah

Baca Juga: Tinggalkan Gedung Putih, Donald Trump Akan Luncurkan Partai Baru

Petungan bukan dibuat atas dasar tahayul, tetapi atas dasar titen, yaitu mengamati dan memahami alam, sehingga muncullah konsep pranata mangsa, ilmu tentang ramalan cuaca perilaku alam.

Sifat-sifat hari yang akan disebut di bawah ini bersifat tidak mutlak.

Karena dipengaruhi juga oleh, hari pasaran: pon, pahing, wage, legi dan kliwon. Jam: pagi, siang, malam. dan wukunya (mingguannya), bulannya.

Baca Juga: Sejarah dan Cerita Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali

Baca Juga: Perjuangan Gajah Mada Ucap Tidak Akan Bahagia Sebelum Menyatukan Nusantara

Sebagai catatan, dalam penanggalan Jawa, hari dimulai pada pukul 5.00 sore hari sebelumnya dan akan berakhir pada pukul 5.00 sore hari yang bersangkutan.

Berarti hari Senin dimulai pada hari sebelumnya yaitu hari Minggu pukul 5.00 sore dan hari senin berakhir pada pukul 5.00 sore.

Hari Senin itu pada pukul 6.00 sore sudah terhitung sebagai hari Selasa, karena sudah melewati batas hari Senin.

Baca Juga: 9 Tanda Anda Terlalu Banyak Minum Air, Salah Satunya Sering Sakit Kepala Hingga Mudah Lelah

Baca Juga: Tinggalkan Gedung Putih, Donald Trump Akan Luncurkan Partai Baru

Hitungan hari mulai berlakunya pengaruh hari menurut penanggalan jawa ini, tidak semata-mata secara formal ditentukan oleh hari atau tanggal di dalam penanggalan Jawa.

Tetapi terutama ditentukan oleh suasana batin yang mengsugesti orang-orang yang bersangkutan.

Contoh: Seseorang memulai usaha warung atau toko tidak hanya ditentukan oleh hari saat seseorang mengisi toko dengan barang dagangan atau hari saat pertama membuka tokonya.

Baca Juga: Sejarah dan Cerita Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali

Baca Juga: Perjuangan Gajah Mada Ucap Tidak Akan Bahagia Sebelum Menyatukan Nusantara

Tetapi lebih ditentukan oleh suasana batin kapan orang tersebut merasa mulai berdagang atau berjualan.

Watak hari untuk memulai usaha :

Hari Senin : hari yang baik untuk semua keperluan.

Hari Selasa : awalnya baik, tetapi hal-hal yang baik waktunya, pendek, yang tidak baik lebih panjang.

Hari Rabu : baik untuk semua keperluan, tetapi tidak sebaik hari Senin.

Baca Juga: 9 Tanda Anda Terlalu Banyak Minum Air, Salah Satunya Sering Sakit Kepala Hingga Mudah Lelah

Baca Juga: Tinggalkan Gedung Putih, Donald Trump Akan Luncurkan Partai Baru

Hari Kamis : hari yang keras. Usaha dan perkawinan akan banyak kesulitannya.

Hari Jumat : hari yang 'panas'. Usaha dan perkawinan akan banyak gangguan dan keributan / pertengkaran / perselisihan dan sakit hati.

Hari Sabtu : hari yang berat untuk semua urusan.

Hari Minggu : hari yang netral untuk semua urusan.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Primbon Jawa

Tags

Terkini

Terpopuler