Filosofi Menarik 8 Jenis Jamu, Khofifah: Persis Konsep Bhinneka Tunggal Ika

- 23 November 2020, 14:51 WIB
unggahan Gubernur Jatim Khofifah yang mengulas tentang jamu
unggahan Gubernur Jatim Khofifah yang mengulas tentang jamu /instagram @khofifah.ip/

Lingkar Madiun- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunggah sebuah postingan yang mengulas mengenai jamu tradisional dalam akun Instagram pribadinya @khofifah.ip pada Senin, 23 November 2020.

Menurutnya, jamu lebih dari sekedar minuman herbal, terdapat filosofi dan makna yang mendalam dari segelas jamu yaitu meskipun berasal dari berbagai jenis bahan tumbuhan, namun kesemua bahan bisa saling bersinergi. Kemajemukan bahan justru semakin memperkuat khasiat jamu tersebut. Persis seperti konsep Bhinneka Tunggal Ika, sebagaimana ditulis dalam postingannya.

Khofifah juga menambahkan, alasan mengapa seorang tukang jamu selalu membawa 8 jenis jamu. Delapan jamu tersebut mewakili obat untuk delapan arah mata angin yang membawa penyakit.

Baca Juga: Viral Anies Baswedan Baca How Democracies Die, Sayang Nama Indonesia Tak Muncul dalam Buku

Baca Juga: Tips Mudah Agar Awet Muda, Lakukan 4 Aktivitas Ini di Pagi Hari

Delapan jenis jamu tersebut diantaranya, kunyit asem, beras kencur, cabe puyang, pahitan, kunci suruh, kudu laos, uyup-uyup gepyokan, dan sinom yang mengandung berbagai ramuan tanaman obat yang berkhasiat sebagai anti oksidan, anti inflamasi, anti ageing, anti kanker, analgetik, penstabil hormon, dan lain-lain.

Jamu juga mengandung filosofi ajaran luhur kehidupan. Setiap rasanya (manis-asam, sedikit pedas-hangat, pedas-manis, pahit, agak pahit, asam-manis-hangat, manis-hangat, manis) merupakan simbolisasi dari setiap siklus hidup manusia (lahir, pra remaja, remaja, awal dewasa muda, akhir dewasa muda, awal dewasa pertengahan, akhir dewasa pertengahan, awal dewasa lanjut, akhir dewasa lanjut hingga kematian).

Selain itu, delapan jenis jamu juga mengandung tuntunan bagaimana sikap mental, emosi dan spiritual pada 8 siklus hidup manusia.

Baca Juga: Viral Anies Baswedan Baca How Democracies Die, Sayang Nama Indonesia Tak Muncul dalam Buku

Halaman:

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Instagram @khofifah.ip Jamu Digital


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x