LINGKAR MADIUN- Bait-bait Ramalan Jayabaya, khususnya yang ditulis ulang oleh R.Ng. Ranggawarsita, sarat dengan pertanda datangnya situasi chaos (kekacauan multidimensi), yang sudah kita rasakan dewasa ini.
Situasi ketidakberesan pada era Orde Baru, sebetulnya sudah dijelaskan melalui ungkapan: nonton ludruk ora kena ngguyu. Arti harfiahnya, menyaksikan pertunjukkan ludruk yang lucu tetapi tak boleh tertawa.
Saat situasi serba represif, perilaku individu begitu didekte, bahkan tertawa pun diatur, ungkapan diatas cukup relevan untuk menggambarkan keterpasungan rakyat di era Orde Baru yang berlangsung selama 32 tahun.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
Ramalan mengenai kondisi perekonomian Nusantara pun juga dituliskan melalui ungkapan: Saiki celengan wesi, mengko celengan gaib.
Perlambang ini sungguh tepat untuk melukiskan betapa orang di zaman sekarang tidak bisa lagi Cuma mengandalkan “celengan besi” (brankas atau safety deposit box).
Semua bisa dicuri dalam waktu sekejap oleh maling-maling pintar yang jumlahnya semakin banyak saja.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk