Orang Jawa sangat lekat dengan filosofi kehidupan, terutama dari para tokoh besar Jawa seperti Sunan Kalijaga. Sunan Kalijogo meninggalkan sebuah filosofi hidup yang hingga kini masih melekat di masyarakat Jawa. Filosofi tersebut termuat dalam Dasa Pitutur.
Kepercayaan
Masyarakat Jawa dulu menganut agama hindu, budha, dan Kejawen sebagai piandel/pegangan. Meski sekarang sebagian besar orang Jawa beragama Islam, namun kepercayaan mereka terhadap Kejawen tetaplah menjadi sebuah pegangan mereka.
Hal ini disebabkan karena penyebaran agama islam dilakukan oleh para Wali Songo dengan metode pendekatan tradisi Jawa. Dan Kejawen itu sendiri juga tidak menyimpang dari agama islam. Kepercayaan Kejawen berisikan tentang seni, budaya, tradisi, ritual, sikap, dan juga filosofi – filosofi orang Jawa.
Baca Juga: Sinopsis Film Perfect Exchange, Andy Lau Bermain di Film Komedi Balas Dendam Si Penipu Ulung
Kesenian
Kesenian Tradisional Jawa sangatlah beragam, secara umum kesenian Jawa dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu, Banyumasan (Ebeg), Jawa Tengah, dan Jawa Timur (Ludruk atau Reog). Adapula kesenian musik Jawa dan Tarian Jawa.
Seni tari Jawa juga sangat beragam macamnya, antara lain. Dari Jawa Timur ada Tari Reog, Tari Gandrung (Banyuwangi) dan Tari Remo. Dari Jawa Tengah ada Tari Brambang Cakil, Tari Emprak, Tari Kridhajati (Jepara), Tari Sintren, Tari Kuda Lumping dan Tari Ebeg (Banyumas). Dari DIY ada Tari Angguk dan Tari Golek Menak. Seni musik jawa meliputi Langgam Jawa yang merupakan bentuk adaptasi musik keroncong kedalam musik tradisional Jawa, khusunya gamelan.
Kalender Jawa
Kalender Jawa adalah sebuah kalender yang merupakan antara budaya Islam, budaya Hindu-Buddha Jawa, dan Budaya Eropa. Dalam sistem kalender Jawa, siklus hari yang dipakai ada dua yaitu siklus mingguan terdiri dari 7 hari (Senin – Minggu), dan siklus pekan Pancawara (pasaran) yang terdiri dari 5 hari (Pahing, Pon, Wage, Kliwon dan Legi).