6. Dalajading praja kawuryan wus suwung, lebur pangreh tata, karana tanpa palupi, pan wus tilar silastuti titi tata.
Artinya, negara kehilangan wibawa , semua tata tertib, keamanan, dan aturan telah ditinggalkan.
7. Pra sujana, sarjana satemah kelu, klulun Kalathida, tidhem tandhaning dumadi, hardayengrat dening karoban rubeda.
Artinya, para penjahat maupun para pemimpin tidak sadar apa yang diperbuat dan selalu menimbulkan masalah dan kesulitan.
8. Sitipati, nareprabu utamestu, papatih nindhita, pranayaka tyas basuki, panekare becik-becik cakrak cakrak.
Artinya, para pemimpin mengatakan se-olah-olah bahwa semua berjalan dengan baik padahal hanya sekedar menutupi keadaan yang jelek.***