LINGKAR MADIUN – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan telah melakukan kunjungan secara mendadak ke Arab Saudi untuk bertemu dengan putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, Minggu malam.
Melansir The Guardian, Pejabat Israel yang tidak ingin disebutkan namanya, menatakan kunjungan Netanyahu itu ditemani Kepala Badan Intelijen Israel, Mossad, Yossi Cohen. Pertemuan itu adalah pertemuan tingkat tinggi yang sangat langka antara musuh lama.
Media Pemerintah Arab Saudi tidak memberitakan kunjungan tersebut, bahkan Netanyahu sendiri tidak memberikan komentar terkait pertemuan itu.
Baca Juga: Mengharukan, Ratusan Karangan Bunga Berbaris Rapi di Markas Kodam Jaya, Narji Temui Pangdam Jaya
Baca Juga: Sekolah Buka Januari 2021, Ketua DPD: Pemda Harus Terlibat
Namun, berdasarkan data penerbangan, menunjukkan jet pribadi yang digunakan oleh Netanyahu lepas landas dari Tel Aviv terbang menuju kota Neom Laut Merah Arab Saudi, tempat Pangeran Mohammed.
Secara terpisah, staf PM Israel, Topaz Luk, mengisyaratkan kunjungan PM Israel ke Arab Saudi itu membahas perdaimaian.
Sementara Benny Gantz yang dikenal sebagai saingan Netanyahu menyebut, kunjungan itu adalah kunjungan politik.
Baca Juga: Sekolah Mulai Hari Ini, Guru di Surabaya Harus Adaptasi Kebiasaan Baru
Baca Juga: 2 Prioritas Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, Pangdam Jaya: Kami Seperti Saudara Kembar
Gentz menunjuk sebuah Komite untuk menyelidiki pembelian kapal selam Jerman yang kontroversial yang dilakukan oleh Pemerintah Israel.
Dalam penyelidikan itu, beberapa rekan Perdana Menteri, termasuk sepupunya, telah ditetapkan sebagai tersangka, yang dikenal sebagai Kasus 3.000, meskipun Netanyahu bukan tersangka dan membantah melakukan kesalahan.
Komite tersebut dapat menyelidiki tuduhan bahwa Netanyahu berperilaku tidak pantas dan memiliki konflik kepentingan.
Baca Juga: Yang Ingin Jadi TNI, Segini Daftar Gaji Tentara Indonesia dari Tamtama hingga Perwira Tinggi
Baca Juga: Jadwal Acara TV ANTV, SCTV, dan RCTI Hari Ini, 23 November 2020 Terlengkap
PM terlama Israel itu sudah berjuang melawan tiga kasus korupsi lainnya di pengadilan, dengan tuduhan yang dia bantah.
Gantz berhenti menjadi oposisi pemerintah tahun ini, setelah menjadi Menteri Pertahanan dalam koalisi yang dipimpin Netanyahu, tetapi hubungan mereka dilanda pertikaian.
Terlepas dari perbedaan kedua belah pihak, Gantz telah mendukung kesepakatan "perdamaian" yang ditengahi Washington yang dibuat oleh Netanyahu dengan dua negara Teluk lainnya, Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Hari Ini Senin, 23 November 2020 Soal Karier, Cinta, Uang, dan Kesehatan
Baca Juga: Terus Bertambah, Kasus Positif Covid-19 di Kota Madiun Tembus 204
Pemerintahan Trump, yang dekat dengan Netanyahu, telah melakukan upaya dalam minggu-minggu terakhirnya untuk mendukung Pemerintahan Israel, baik dengan gerakan diplomatik maupun simbolis.
Sebelumnya dalam perjalanannya, Pompeo menjadi diplomat top AS pertama yang secara resmi mengunjungi pemukiman Israel di Tepi Barat, kunjungan itu jadi simbol jelas bahwa AS mendkung pemukim nasionalis yang telah mengambil tanah di wilayah Palestina .***