Survei Baru Beberkan Mahasiswa Kian Alami Depresi Tinggi Selama Covid-19, Simak Ulasannya Berikut Ini

9 Agustus 2021, 12:35 WIB
Ilustrasi mahasiswa. Survei Baru Beberkan Mahasiswa Kian Alami Depresi Tinggi Selama Pandemi. /Pixabay/HaticeEROL

LINGKAR MADIUN - Para mahasiswa semakin mengalami depresi selama pandemi Covid-19. Kondisi ini telah berjalan sekitar dua tahun lebih.

Sebuah survei baru mengungkapkan adanya depresi dan penurunan mental pada mahasiswa. Yakni tanda-tanda kecemasan dan kelelahan.

Mereka tertekan dengan kondisi pandemi Covid-19. Memberi perubahan besar dalam segala aspek kehidupannya. Mula dari belajar hingga kehidupan sosial.

Baca Juga: 9 Mitos Makanan yang Mampu Menyembuhkan COVID-19, Anda Tidak Boleh Salah

Temuan survei baru itu dijelaskan sebagaimana dikutip lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com melalui situs Healthline.

Menurut survei Ohio State University, Amerika Serikat, mahasiswa mengalami peningkatan depresi, kecemasan, dan kelelahan.

Bahkan pola gaya hidup yang tidak sehat juga meningkat. Yakni mengonsumsi rokok dan alkohol.

Baca Juga: Kompetisi Liga 1 Segera Dimulai, Catat Tanggal Pertandingannya Digelar

Bernadette Melnyk, Kepala Kantor Kesehatan dan Dekan Keperawatan di Ohio State University memimpin survei kali ini.

Menurut dia, sudah kedua kalinya pihaknya melakukan survei. Kurun waktu survei pertama dan kedua belum menyentuh satu tahun.

Namun, hasilnya perbadingan keduanya telah menunjukkan peningkatan yang drastis. Kondisi mental mahasiswa semakin menurun.

Baca Juga: Inilah Penjelasan Lengkap Kenapa Joe Biden Sebut Jakarta Akan Tenggelam 10 Tahun Lagi, Simak Begini Ulasannya

Selain itu, tingkat kelelahan mahasiswa juga meningkat drastis dari Agustus 2020 hingga April 2021.

"Pada Agustus 2020, pertama kali kami melakukan survei, kelelahan mahasiswa mencapai 40 persen. Tapi, pada April 2021 menjadi 71 persen," kata Melnyk.

Dia menjelaskan, survei ini telah mengungkapkan fakta bahwa perlunya perjuangan kesehatan mental bagi mahasiswa.

Baca Juga: Heboh Petisi Blacklist Ayu Ting-Ting Tembus 75 Ribu, Denny Darko: Apa Dosa Ayu?

Penting untuk memberi bekal ketahanan, keterampilan kognitif atau perilaku, dan keterampilan mengatasi gangguan kesehatan mental.

Mahasiswa yang diperiksa sebagai survei menunjukkan peningkatan kecemasan. Awalnya 39 menjadi 43 persen. Tingkat depresi juga naik dari 24 menjadi 28 persen.

Adapun hal yang tidak sehat dilakukan mahasiswa untuk menangani stres. Terlihat dari tingkat aktivitas fisik menurun.

''Awalnya 35 persen, sekarang menjadi 28 persen," ujar dia.

Baca Juga: Tak Angkat Telepon Cheff Arnold, Lord Adi MCI 8 Trending Twitter, Begini Komentar Warganet

Mereka sedianya telah menemukan penyebab penurunan itu. Sebab, lebih banyak mahasiswa melaporkan minum alkohol, merokok, dan mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

Terpisah, Naomi Torres-Mackie, seorang psikolog Lenox Hill Hospital di New York dan kepala penelitian di The Mental Health Coalition mengatakan bahwa perubahan itu sulit.

"Bahkan perubahan positif." katanya.

Dia menjelaskan bahwa ketika sekolah, pekerjaan, dan kehidupan terus mengalami pembatasan, dapat membawa banyak perasaan sulit. Termasuk stres, depresi, dan kecemasan.

Baca Juga: Tinder Ungkapkan 2020 Adalah Tahun Tersibuknya Meskipun Pandemi COVID-19

“Menyesuaikan untuk pembukaan kembali juga membutuhkan banyak energi, artinya melelahkan," ujarnya.

Dalam keadaan apapun, adanya perubahan besar dalam hidup memang membuat stres. Termasuk belajar.

"Menjalaninya saat dunia menemukan pijakannya kembali (selepas Covid-19), juga sangat menantang," tutur dia.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler