Network
LINGKAR MADIUN – Banyak informasi beredar tentang makanan-makanan yang mampu mencegah atau bahkan menyembuhkan seseorang yang terjangkit COVID-19. Padahal nyatanya, informasi tersebut tidaklah benar.
Dilansir Lingkarmadiun.pikiranrakyat.com dari akun Instagram resmi Unicef Indonesia (@unicefindonesia), ada sembilan mitos atau berita palsu tentang makanan yang mampu menyembuhkan COVID-19. Dengan dibuatnya unggahan tanggal 4 Agustus 2021 tersebut, Unicef berharap bahwa masyarakat Indonesia tidak langsung percaya dengan kabar palsu yang belum diverifikasi kebenarannya.
Makanan dan minuman yang biasanya sering dipakai oleh masyarakat Indonesia untuk menyembuhkan penyakit nyatanya belum terbukti secara medis mampu membunuh virus COVID-19. Makanan yang mengandung jahe, madu, atau lainnya itu tak mampu menyembuhkan COVID-19, tapi mampu memperkuat imunitas tubuh.
Dalam unggahan Unicef lewat Instagram, berikut ini daftar sembilan mitos COVID-19 yang berhubungan dengan makanan :
- Teh herbal dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19.
Tidak ada bukti yang mendukung penggunaan teh herbal mampu mencegah dan menyembuhkan COVID-19.
- Mengonsumsi probiotik dapat mencegah COVID-19.
Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang umumnya ditambahkan ke makanan atau digunakan sebagai suplemen makanan untuk memberikan manfaat kesehatan. Nyatanya, belum ada bukti yang mendukung penggunaan probiotik seperti yakult untuk menyembuhkan COVID-19.
Baca Juga: Wanita Asal Bojonegoro Ini Meracik Sari Kedelai dengan 2 Bahan Alami Ini Menjadi Minuman Kesehatan
- Makan jahe dapat mencegah COVID-19.
Tidak ada bukti bahwa makan jahe akan melindungi seseorang dari COVID-9. Namun, jahe adalah makanan yang bersifat antimikrobia dan anti-inflamasi yang berkhasiat bagi tubuh.
- Makan bawang putih dapat mencegah COVID-19.
Tidak ada bukti bahwa makan bawang puting mampu melindungi orang dari COVID-19 sampai sekarang.
