Facebook Hapus Tagar Taliban dari Instagram, Twitter Jadi Favorit Taliban

18 Agustus 2021, 15:48 WIB
Facebook Hapus Tagar Taliban dari Instagram, Twitter Jadi Favorit Taliban /Pexels/Tracy Le Blanc

LINGKAR MADIUN – Kelompok Taliban yang berhasil merebut ibukota Afganistan semakin membuat khawatir dunia internasional.

Apalagi dengan adanya unggahan aktivitas mereka di media sosial membuat masyarakat dunia semakin cemas.

Sekarang ini, perusahaan media sosial sedang terpecah belah dalam memperlakukan setiap konten yang diposting oleh Taliban. Hal ini karena ada yang menganggap kelompok Taliban sebagai pemberontak, sedangkan lainnya tidak berpikir demikian.

Baca Juga: Perwakilan Taliban Telah Mendukung Pendidikan Anak Perempuan Afghanistan, PBB Masih Mengkhawatirkan Hal Ini

Pengambilalihan Afganistan oleh Taliban membuat perusahaan-perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat mengalami tantangan baru.

Dilansir Lingkarmadiun.com dari situs Al Jazeera, raksasa media sosial Facebook mengkonfirmasi pada hari Senin 16 Agustus 2021 bahwa mereka menganggap Taliban sebagai kelompok teroris dan melarangnya dari platform milik mereka.

Akan tetapi, pernyataan itu terkesan kontras dengan aksi anggota Taliban yang dilaporkan terus menggunakan layanan pesan terenkripsi end-to-end milik Facebook yakni Whatsapp.

Baca Juga: Meski Pernah Alami Insiden Roket Jatuh di Samudera Hindia, Kini China Sudah Menyelesaikan Tugasnya di Mars

Taliban menggunakan Whatsapp untuk berkomunikasi langsung dengan warga Afganistan meskipun perusahaan Facebook melarang aksi itu berdasarkan aturan yang telah ditentukannya terhadap organisasi berbahaya.

Seorang juru bicara Perusahaan Facebook mengatakan bahwa perusahaannya masih memantau dengan cermat situasi di negara Afganistan.

Ia juga mengatakan jika WhatsApp akan mengambil tindakan pada setiap akun yang terkait dengan organisasi tersebut. Tindakan yang akan diambil dapat mencakup penghapusan akun.

Baca Juga: Tidak Main-main! Pejabat Korea Utara Diancam Sangat Keras Jika Melakukan Korupsi

Taliban ada dalam daftar organisasi berbahaya yang ditentukan oleh perusahaan tersebut sehingga kontennya dilarang.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Aplikasi Facebook dan Instagram, Adam Mosseri selama wawancara dengan Bloomberg Television.

Di lain sisi, juru bicara Taliban dengan ratusan ribu pengikut telah menge-tweet banyak pembaruan selama pengambilalihan Afganistan di aplikasi Twitter.

Baca Juga: Perwakilan Taliban Telah Mendukung Pendidikan Anak Perempuan Afghanistan, PBB Masih Mengkhawatirkan Hal Ini

Ditanya tentang penggunaan aplikasinya oleh Taliban, perusahaan tersebut menunjukkan kebijakannya terhadap organisasi kekerasan dan perilaku kebencian tetapi tidak menjawab pertanyaan tentang bagaimana rincinya.

Kembalinya Taliban telah menimbulkan kekhawatiran akan pelarangan kebebasan berpendapat dan hak asasi manusia, terutama hak-hak perempuan.

Di lain sisi, masyarakat cemas bila negara itu nantinya menjadi surga bagi kelompok kekerasan.

Baca Juga: Mengejutkan! Begini Janji Taliban: Menghormati dan Melindungi Hak-hak Perempuan Afghanistan

Untuk mengatasi itu, para pejabat Taliban telah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka menginginkan hubungan internasional yang damai dan telah berjanji untuk melindungi warga Afghanistan.

“Taliban sepertinya merupakan pemain yang (akan) diterima di tingkat hubungan internasional,” kata Mohammed Sinan Siyech, seorang peneliti keamanan di Asia Selatan dan kandidat doktor di Universitas Edinburgh, merujuk pada pembicaraan yang telah dilakukan China dan Amerika Serikat dengan kelompok tersebut.

“Jika pengakuan itu datang, maka bagi perusahaan seperti Twitter atau Facebook yang membuat keputusan subjektif bahwa grup ini buruk dan tidak akan menampung mereka, akan menimbulkan pertentangan,” sambungnya.

Baca Juga: Taliban Gelar Konferensi Pers Pertama Sejak Kemenangannya, Zabihullah Mujahid: Kami Tidak Menginginkan Musuh

Dari pernyataan tersebut, sekarang yang bisa dilakukan Facebook dan Twitter adalah mencari tahu jalan keluar untuk menangani tantangan baru yang ditimbulkan oleh kelompok Taliban.

Sampai tanggal 17 Agustus 2021 sekarang, diketahui salah satu cabang perusahaan Facebook yakni Instagram telah menyembunyikan hasil dari tagar #Taliban untuk mengurangi konflik yang bergejolak.***

Editor: Yoga Adi Surya

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler