Cerita Pilu: Taliban Kembali, Begini Nasib Para Influencer Afghanistan di Sosial Media

21 Agustus 2021, 17:39 WIB
Cerita Pilu: Taliban Kembali, Begini Nasib Para Influencer Afghanistan di Sosial Media. /Al Jazeera

LINGKAR MADIUN - Influencer media sosial terkemuka menjadi gelap atau melarikan diri, sementara penduduk dan aktivis berebut untuk menghapus kehidupan digital mereka.

Media sosial Sadiqa Madadgar influencer muda Afghanistan yang sukses dan influencer lainnya, dikacaukan mimpinya oleh kedatangan Taliban.

Kembalinya kelompok tersebut telah mengirimkan gelombang kejutan melalui media sosial Afghanistan. Influencer terkemuka telah menjadi gelap atau melarikan diri, sementara penduduk dan aktivis berebut untuk menghapus kehidupan digital mereka.

Seorang mantan kontestan dalam kompetisi menyanyi realitas “Afghan Star”, Madadgar mengumpulkan banyak pengikut dengan vokalnya yang memukau.

Baca Juga: Pakai Jersey Ketiga Puma, Pemain Fenerbahce Ini Gagal Cium Logo Klub Saat Selebrasi Gol

Baca Juga: Ramal Nasib Alvin Faiz, Indigo: Bakal Alami Masalah Hebat dalam Waktu Dekat Hingga Kehilangan Orang Tersayang?

Seorang Muslim taat yang mengenakan jilbab, dia menghabiskan hari-harinya dengan mengunggah video yang memukau anak-anak Afghanistan, memenangkan 21.200 pelanggan di YouTube dan 182.000 pengikut di Instagram.

Pada hari Sabtu, Madadgar memposting posting politik pertamanya di Instagram.

"Saya tidak suka mengungkapkan rasa sakit saya secara online, tetapi saya muak dengan ini," tulis Madadgar.

“Hati saya hancur berkeping-keping ketika saya melihat tanah, tanah air saya yang dihancurkan perlahan di depan mata saya," tulisnya.

Hari berikutnya, Taliban merebut Kabul, dan Madadgar berhenti memposting.

Baca Juga: Pakai Jersey Ketiga Puma, Pemain Fenerbahce Ini Gagal Cium Logo Klub Saat Selebrasi Gol

Baca Juga: Ramal Nasib Alvin Faiz, Indigo: Bakal Alami Masalah Hebat dalam Waktu Dekat Hingga Kehilangan Orang Tersayang?

Jutaan anak muda Afghanistan, khususnya wanita dan agama minoritas, takut bahwa apa yang pernah mereka pasang secara online sekarang dapat membahayakan hidup mereka.

Sedikit yang bisa melupakan pertama kali Taliban memberlakukan versi ultra-konservatif hukum Islam di Afghanistan antara 1996-2001.

Perempuan dikeluarkan dari kehidupan publik, anak perempuan tidak bisa bersekolah, hiburan dilarang dan hukuman brutal dijatuhkan, seperti rajam sampai mati karena perzinahan.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler