Pemerintah China Kurang Terbuka Terkait Data, Vaksin Sinovac Sampai Sekarang Masih Dipertanyakan Efikasinya

4 Oktober 2021, 21:00 WIB
Vaksin Sinovac diragukan oleh beberapa negara. /freepik.com/rawpixel.com

LINGKAR MADIUN - Untuk saat ini, mayoritas penduduk di Indonesia mendapatkan vaksinnya dari China, yaitu vaksin Sinovac.

Vaksin Sinovac yang berbasis inactivated virus itu memang masih dipertanyakan keampuhannya, dan salah satu negara yang mempertanyakan keampuhannya adalah Singapura.

Beberapa warga Singapura meragukan kualitas efikasi Sinovac karena kurang terbukanya data yang ditampilkan oleh pemerintah China.

Baca Juga: Jika Anda Penderita Diabetes Tanpa Suntik Insulin, Konsumsi Jus Ini, Kontrol Gula Darah Jangka Panjang 

Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Medical News Today, dijelaskan bahwa keterbukaan data dari Sinovac masih sangat rendah, yang kemudian menjadikannya kontroversi.

Pada Januari 2021 lalu, ahli vaksin yang berbasis di Shanghai, Tao Lina, melaporkan bahwa ia telah mengunggah manual vaksin ke web.

Manual tersebut mencantumkan 73 efek samping lokal dan sistemik vaksin, di mana Tao menggambarkan vaksin tersebut sebagai "vaksin paling tidak aman di dunia."

Baca Juga: Obat Alami Atasi Segala Infeksi Vagina, Tak Perlu Kunjungi Dokter Kandungan, Dijamin Langsung Sembuh 

Taiwan News melaporkan bahwa sensor menghapus postingan Tao pada awal Januari, dan 2 hari kemudian, Tao menarik kembali kritiknya di mana ia mengatakan bahwa itu hanya lelucon.

Meskipun begitu, beberapa individu tetap ada yang meragukan ketidakefektifan vaksin Sinovac.

Pada April 2021 lalu, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China bernama Gao Fu mengatakan bahwa vaksin Sinovac tidak memberikan perlindungan yang sangat tinggi.

Baca Juga: Mengejutkan! Sering Sesak Napas, Konsumsi 2 Buah Ini, Tanpa Obat Mahal, Meningkatkan Fungsi Paru-paru 

Perlu diketahui, meski keampuhan Sinovac masih diragukan, vaksin tersebut tetap bekerja secara efektif.

Hanya saja, efikasi yang dihasilkan oleh vaksin tersebut memang tidak tinggi sebagaimana vaksin keluaran perusahaan-perusahaan lain. ***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Tags

Terkini

Terpopuler