Gereja di Prancis Jadi Sarang Pedofilia, Anak Laki-laki yang Menjadi Korban Mencapai 80 Persen

7 Oktober 2021, 21:00 WIB
Ilustrasi sebuah gereja Katolik di Prancis yang ternyata menjadi sarang pedofil pelaku pelecehan seksual. /Sarah Meyssonnier/reuters

LINGKAR MADIUN - Para korban pelecehan Gereja di Prancis menyambut laporan baru yang memperkirakan 330.000 anak-anak di negara tersebut mengalami pelecehan seksual selama 70 tahun terakhir.

Hal tersebut tentu menggemparkan dunia, karena negara Prancis berani membeberkan laporan tentang fenomena seksual dan agama yang dianggap tabu.

Angka tersebut termasuk pelanggaran yang dilakukan oleh sekitar 3.000 pendeta dan sejumlah orang lain yang tidak diketahui yang terlibat di gereja, serta kesalahan yang ditutup-tutupi oleh otoritas Katolik selama beberapa dekade.

Baca Juga: Rutin Baca Sholawat Kunci Rezeki Ini 11 Kali, Niscaya Hajat Tercapai, Harta Melimpah Serta Keluarga Sakinah 

Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Kantor Berita AP pada 6 Oktober 2021, dijelaskan bahwa penyembunyian fakta ini dilakukan dengan "cara sistemik," menurut Jean-Marc Sauve selaku ketua komisi yang mengeluarkan laporan tersebut.

Dokumen setebal 2.500 halaman itu dikeluarkan ketika Gereja Katolik di Prancis berusaha menghadapi rahasia memalukan yang telah lama ditutup-tutupi.

Para korban menyambut baik laporan tersebut karena sudah lama tertunda, dan ketua konferensi uskup Prancis meminta pengampunan mereka.

Baca Juga: Jika Kamu Alami Hal Ini Sebaiknya Jangan Suntik Vaksin Lagi, Gejala Ini Muncul 4 Jam Pasca Vaksinasi Covid-19 

Laporan itu mengatakan jumlah korban 330.000 termasuk sekitar 216.000 orang yang dilecehkan oleh pastor dan uskup lainnya.

Adapun untuk sisanya dilakukan oleh tokoh-tokoh gereja, seperti pemimpin pramuka atau konselor kamp.

Perkiraan tersebut didasarkan pada penelitian yang lebih luas oleh Institut Kesehatan dan Penelitian Medis Nasional Prancis tentang pelecehan seksual terhadap anak-anak di negara tersebut.

Baca Juga: Akan Segera Selesai, Proyek Kereta Cepat Indonesia China Sudah Sampai pada Tahap Akhir Bagian Ini 

Penulis studi memperkirakan 80 persen dari korban gereja adalah anak laki-laki, sementara studi yang lebih luas tentang pelecehan seksual menemukan bahwa 75 persen dari keseluruhan korban adalah anak perempuan.

Komisi independen mendesak gereja untuk mengambil tindakan tegas, mencela kesalahan dan diamnya.

Ia juga meminta Gereja Katolik untuk membantu memberikan kompensasi kepada para korban, terutama dalam kasus-kasus yang terlalu lama untuk dituntut melalui pengadilan Prancis.

Baca Juga: Keberadaannya Selalu Ditolak Bank Sentral, Inilah Sebab Mengapa Bitcoin Tidak Boleh Beredar Bebas 

"Kami menganggap gereja memiliki hutang terhadap para korban," kata Sauve.

Francois Devaux, kepala kelompok korban La Parole Liberee (The Liberated Word), mengatakan itu adalah "titik balik dalam sejarah kita."

Devaux juga mengecam penyembunyian yang memungkinkan "kejahatan massal selama beberapa dekade."

Baca Juga: Mati Lampu Terjadi di Mana-mana, India Harus Hadapi Krisis Energi Akibat Hal Ini 

Perlu dipahami sekali lagi, bahwa kasus di atas hanya berlaku untuk oknum-oknum pendeta yang memang melakukan kejahatan seksual dengan tidak melekat pada entitas agama mana pun.

Hal tersebut adalah kesalahan pribadi para pelaku.

Meskipun begitu, para aktivis mendesak gereja segera mengubah sistem peribadatannya agar tidak terjadi lagi kejadian-kejadian seperti itu. ***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Tags

Terkini

Terpopuler